Bireuen/liputaninvestigasi.com - Ketua dan para Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bi...
Bireuen/liputaninvestigasi.com- Ketua dan para Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen, bersilaturrahmi dengan Ulama Kharismatik Aceh, Tgk H Nuruzzahri Yahya atau lebih dikenal Waled Nu Samalanga.
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Waled Nu, Komplek Dayah Ummul Ayman, Desa Gampong Putoh, Kecamatan Samalanga, Bireuen, Aceh, Selasa (4/11/2025).
Ketua dan para anggota dewan terhormat dari Fraksi PKB yang hadir, Nanda Rizka SPdI M.Pd selaku Ketua F-PKB, anggota Surya Dharma SH yang juga Pimpinan DPRK Bireuen atau Wakil Ketua 1 DPRK, M Niyanusi, Muhammad Arif dan Ismail.
Mereka turut didampingi Sekretaris DPC PKB Bireuen, Amiruddin M Daud, dan Syeh Khalil selaku Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) PKB Kecamatan Samalanga.
Dalam pertemuan silaturrahmi tersebut, Nanda Rizka atau akrab disapa Abi Nanda didampingi Surya Dharma serta anggota F-PKB lainnya, meminta kepada Waled Nu yang juga selaku Dewan Syuro PKB, untuk selalu memberi nasehat, bimbingan dan menegur mereka jika bekerja diluar koridor partai atau bekerja tidak memihak kepada rakyat.
"Kami sangat mengharapkan dan selalu meminta kepada Waled Nu, untuk menasehati dan terus membimbing kami selaku anak-anak Waled semua, agar kami selalu patuh dan taat pada peraturan dan aturan-aturan yang berlaku dalam partai maupun diluar partai, supaya kami selalu berbuat yang terbaik untuk partai dan masyarakat," pinta Abi Nanda dan kawan-kawan.
Para dewan dari PKB itu juga meminta Waled Nu untuk menegurnya jika tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam bekerja.
"Kami dari Fraksi PKB selalu punya itikat baik untuk membangun Bireuen yang lebih baik ke depan, dan akan selalu berkolaborasi dengan pihak eksekutif, tanpa disekat oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok," tambah Surya Dharma selaku pimpinan DPRK Bireuen.
Wakil Ketua 1 DPRK Bireuen ini juga memohon kepada Waled Nu, untuk menjadi penengah jika ada ketegangan-ketegangan antara eksekutif dengan legeslatif. Karena pasca Pilkada lalu hingga kini masih terkotak-kotak di lapangan.
"Selama ini perkataan pihak eksekutif masih belum sesuai dengan kenyataan. Ucapan-ucapan mereka belum sesuai dengan fakta di lapangan, buktinya menjelang setahun Bireuen dipimpin H Mukhlis-Razuardi, belum kelihatan apa-apa pembangunannya, baik bidang infrastruktur, syariat Islam masih jalan ditempat, padahal Bireuen dijuluki Kota Santri, maupun berbagai sektor lainnya, bahkan ekonomi masyarakat masih sangat morat-marit," sebut Surya Dharma.
Sementara itu Waled Nu yang juga Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga ini mengatakan, PKB lahir dari rahim NU dan beliau juga yang membawa PKB ke Aceh. Karena itu, Waled Nu mengingatkan kepada seluruh anggota dewan PKB dan kader-kader PKB di Bireuen khususnya dan Aceh umumnya, untuk selalu menjaga nama baik dan terus membesarkan partai PKB..
"Jaga kepercayaan masyarakat dan jagalah nama baik PKB serta terus memperjuangkan aspirasi rakyat, terutama dalam bidang agama, kita juga harus mendukung pemerintah jika pemerintah terus berbuat baik untuk masyarakat. Tapi jika pemerintah kurang bermanfaat untuk masyarakat, sama-sama kita perbaiki dan kita tegur pemerintah," ujar Waled Nu.
Pengurus NU pusat ini juga meminta kepada anggota Fraksi PKB tersebut, untuk tidak bosan-bosan memperjuangkan aspirasi rakyat. "Walaupun banyak tantangan, harus kita hadapi dengan kepala dingin dan tetap kita perjuangkan kebenaran," pinta Waled Nu.
Melalui lisannya, Waled Nu juga akan mengingatkan dan menasehati pihak eksekutif dalam hal ini Bupati Bireuen dan jajarannya atau Pemerintah Kabupaten Bireuen, untuk berkolaborasi dengan legeslatif dalam membangun Bireuen kearah yang lebih baik, tanpa ada perbedaan warna dan tanpa sekat menyekat dengan kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok.
Waled Nu juga menyarankan kepada Bupati untuk memberikan kebebasan dan kesempatan kepada dinas-dinas yang memiliki jaringan dan hubungan baik kekeluargaan atau satu almamater dengan mereka, yang ada di tingkat provinsi Aceh maupun tingkat nasional, guna melobi atau menjemput berbagai program pembangunan untuk kemuslihatan masyarakat Kabupaten Bireuen. Jangan ada kesan dinas-dinas tidak bisa bekerja atau tidak ada inovasi.
"Bireuen ini harus kita bangun bersama, tidak boleh satu warna, Bireuen milik masyarakat, bukan milik partai politik, lupakan dan tinggalkan masalah politik," tegas Waled Nu.
Dalam kesempatan tersebut, Ulama Besar Aceh ini juga meminta dan mengingatkan kepada Bupati Bireuen dan jajarannya, untuk lebih terbuka kepada legeslatif dan kepada masyarakat, serta bisa bekerjasama dengan pihak legeslatif dan semua unsur untuk membangun Bireuen. (*)
