Bireuen/liputaninvestigasi.com -Di tengah derasnya arus camilan kekinian yang serba praktis dan instan, ada satu kuliner tradisional Aceh y...
Bireuen/liputaninvestigasi.com-Di tengah derasnya arus camilan kekinian yang serba praktis dan instan, ada satu kuliner tradisional Aceh yang seolah tak tergoyahkan oleh zaman kue Keukarah.
Camilan berwarna keemasan ini kembali mencuri perhatian publik pada perayaan HUT Bireuen ke-26 yang digelar di Ruang Terbuka Hijau Cot Gapu, Selasa (7/10/2025).
Kehadiran Keukarah di Stand Kecamatan Peudada menjadi bukti nyata bahwa kuliner tradisional masih memiliki tempat istimewa di tengah masyarakat.
Salah satu momen menarik dalam kegiatan tersebut adalah ketika Kejaksaan Negeri Bireuen Munawal Hadi. ikut turun tangan langsung. Dengan gagah menggunakan baju kuning cerah, Kejari terlihat antusias “tet keukarah” istilah lokal untuk membuat Keukarah sembari menyapa pengunjung dengan senyum ramah.
Senyuman manis Kejari Bireuen sontak menarik perhatian warga. Banyak yang menghentikan langkah hanya untuk melihat bagaimana camilan manis ini tercipta.
Keukarah bukan sekadar jajanan biasa. Ia lahir dari tangan-tangan terampil, dengan bahan dasar sederhana seperti tepung beras dan gula merah. Keistimewaannya terletak pada proses memasaknya. adonan cair dituang melalui cetakan khas tempurung kelapa atau (Bruek U) , menghasilkan bentuk seperti jalinan benang yang melingkar rapi menyerupai sabit bulan.
Yang membuat Keukarah Aceh berbeda adalah prosesnya. Ada seni, ada kesabaran, dan tentu saja cita rasa yang tak tergantikan.
Keistimewaan Keukarah tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga nilai budayanya. Selama bertahun-tahun, kue ini menjadi bagian penting dalam berbagai acara adat, perayaan hari besar, dan jamuan untuk tamu. Pada momen Lebaran, Keukarah sering disajikan sebagai teman minum kopi bersama keluarga.(Nadar)