Bireuen – Kehidupan masyarakat pesisir di Kecamatan Gandapura, khususnya di Desa Lapang Barat dan Alue Mangki, semakin memprihatinkan. Mayor...
Bireuen – Kehidupan masyarakat pesisir di Kecamatan Gandapura, khususnya di Desa Lapang Barat dan Alue Mangki, semakin memprihatinkan. Mayoritas warganya yang menggantungkan hidup sebagai nelayan kini menghadapi tantangan berat akibat keterbatasan sarana penunjang melaut, seperti perahu dan jaring penangkap ikan.
Menurut Keuchik Muhardi, Mukim Gandapura Timur, perahu atau sampan serta jaring merupakan kebutuhan pokok bagi para nelayan. Namun, tingginya harga alat tangkap tersebut tidak sebanding dengan penghasilan mereka yang semakin menurun. Akibatnya, banyak nelayan tidak mampu membeli perahu baru atau mengganti jaring yang sudah rusak.
"Sebagian besar perahu nelayan sudah usang, bahkan ada yang tidak punya perahu sama sekali karena kerusakan dan tidak mampu membeli yang baru. Ini sangat menyulitkan," ujar Muhardi kepada media ini, Senin 30 Juni 2025.
Selain kondisi perahu yang memprihatinkan, alat tangkap yang digunakan pun tidak memadai. Hal ini tidak hanya mengurangi hasil tangkapan, tetapi juga membahayakan keselamatan para nelayan saat melaut.
Kondisi ini membuat para nelayan semakin terjepit. Dapur-dapur mereka mulai tak lagi mengepul, sebagai tanda bahwa penghasilan dari laut tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Bireuen segera turun tangan untuk mengalokasikan bantuan perahu dan alat tangkap yang layak. Bantuan tersebut sangat dibutuhkan agar para nelayan dapat kembali melaut dengan aman dan memperoleh hasil yang cukup untuk menghidupi keluarga mereka.
"Harapan kami sederhana, agar dapur para nelayan kembali berasap. Kami ingin bekerja, tapi kami butuh alat," pungkas Muhardi penuh harap. (Taufiq)