Langsa/liputaninvestigasi.com- Terendus kabar bahwa adanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang berada di Tempat Pelelangan Ika...
Langsa/liputaninvestigasi.com- Terendus kabar bahwa adanya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Langsa diduga berkedip mata dengan para mafia pengangkut jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi.
"Kami merasa kecewa dengan pemilik SPBN itu. Pasalnya, bahan bakar minyak solar subsidi tersebut khusus diperuntukkan dan disalurkan kepada para nelayan disini. Mengapa minyak di SPBN tersebut bisa dikeluarkan ke daerah lain, ada apa semuanya ini," ungkap seorang warga gampong Kuala Langsa kepada tim Liputan Khusus (Lipsus) pada Jum'at 21 Februari 2025.
Semestinya, dengan adanya SPBN di daerah Kuala Langsa ini tentu para nelayan bisa mencukupi kebutuhan BBM subsidi. Hal itu sesuai tujuan pemerintah yang membuka peluang pengusaha untuk menjalankan bisnis perminyakan dengan mendirikan SPBN di wilayah pesisir.
"Setahu saya, keberadaan SPBN ini kan untuk membantu masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan agar lebih mudah mendapat bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Namun disini faktanya tidak seperti harapan pemerintah," sebutnya.
Kemudian tim liputan khusus (Lipsus) yang terdiri dari berbagai awak media online melakukan penelusuran untuk mengungkap fakta penyebab sulitnya para nelayan mendapatkan BBM subsidi jenis solar tersebut.
Ternyata, informasi tersebut benar-benar ada permainan antara stasiun pengisian bahan bakar nelayan di TPI kuala Langsa dengan para oknum mafia tersebut. Hal ini diperkuat dengan bukti foto dan video disaat pihak petugas SPBN melakukan pengisian BBM subsidi ke dalam drum mobil pick up.
Tak sampai disitu, tim Lipsus juga mengikuti mobil pick up tersebut hingga sampai menuju wilayah Kabupaten Aceh Timur.
Sementara itu, pemilik SPBN Kuala Langsa saat dikonfirmasi tim Lipsus ke nomor WhatsApp 0821-6018-XXXX, Rabu (26/02) awalnya berjanji akan menemui awak media pada pukul 14.00 WIB.
Entah mengapa, dirinya tiba-tiba menyampaikan bahwa tidak memahami persoalan SPBN dilapangan karena sudah 1,5 tahun tidak pernah ketempat usahanya.
"Pak Adi ini saya mohon maaf sesuatu jadi untuk masalah galon hubungi lisna aja krn sayapun gak paham kek mana sudah di lapangan gak ada laporan. Saya 1,5 tahun tidak disitu lagi," sebutnya kepada awak media. (Tim)