Banda Aceh – Pengamat ekonomi dan bisnis, Dr. Amri, SE, M.Si, dari Universitas Syiah Kuala, mengingatkan pemerintah untuk memberikan perhati...
Banda Aceh – Pengamat ekonomi dan bisnis, Dr. Amri, SE, M.Si, dari Universitas Syiah Kuala, mengingatkan pemerintah untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), koperasi, serta ekonomi kreatif (Ekraf). Ia menegaskan bahwa sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan berperan penting dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat.
“UMKM dan koperasi adalah kekuatan terbesar dalam perekonomian nasional, meskipun perhatian pemerintah terhadap sektor ini masih dirasa kurang optimal,” ujar Dr. Amri. Senin 23 Desember 2024.
Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini didominasi oleh sektor swasta yang cenderung menciptakan ketimpangan. Hal ini terlihat dari angka gini rasio pada Maret 2024 yang mencapai 0,379, menandakan tingkat ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi.
Padahal, Pasal 33 UUD 1945 mengamanatkan perekonomian Indonesia harus disusun berdasarkan asas kekeluargaan dan usaha bersama. “Sektor UMKM, khususnya di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan, memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput, jika diberdayakan dengan baik,” tambahnya.
Peran Strategis UMKM dan Ekraf
Dr. Amri menjelaskan, sektor UMKM dan Ekraf berkontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing nasional. “Saat pandemi Covid-19, UMKM terbukti menjadi penopang ekonomi masyarakat, khususnya di Aceh. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian lebih besar terhadap sektor ini ke depan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan UMKM melalui program pemberdayaan, akses permodalan, pelatihan, serta penguatan jaringan pasar.
“Jika desa-desa diberdayakan, maka perekonomian di kecamatan, kabupaten, hingga provinsi akan ikut tumbuh. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong Indonesia menjadi negara maju sesuai visi Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Komitmen Pemimpin Nasional dan Daerah
Dr. Amri juga mengapresiasi komitmen Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan penguatan UMKM dan ekonomi kreatif sebagai bagian dari Asta Cita-nya. Salah satu misinya adalah mendorong kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja berkualitas, serta mengembangkan ekonomi kreatif, hijau, dan biru.
“Swasembada pangan, energi, air, dan pengembangan ekonomi kreatif menjadi bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk memantapkan kemandirian bangsa,” ungkapnya.
Di tingkat daerah, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf-Fadhlullah (Mualem-Dek Fadh), juga berkomitmen memperkuat sektor unggulan Aceh, termasuk UMKM. “Visi mereka sangat jelas, yaitu kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal Aceh,” tambah Dr. Amri.
Pemerataan Kesejahteraan sebagai Prioritas
Menurut Dr. Amri, menguatkan sektor UMKM bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan pemerataan kesejahteraan. “Setiap warga, baik di kota besar maupun di desa terpencil, harus merasakan manfaat pembangunan ekonomi nasional.
Ia berharap pemerintah lebih serius dalam memberdayakan sektor ini agar mampu mengentaskan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan yang merata.
“Jika desa maju, maka Indonesia akan menjadi negara maju. Pemerintah harus mulai membangun dari akar, demi pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.