Bireuen/Liputaninvestigasi.com- Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) SISKEUDES yang melibatkan Sekretaris Desa (Sekdes) Dan Operator Gampong. ...
Bireuen/Liputaninvestigasi.com-Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) SISKEUDES yang melibatkan Sekretaris Desa (Sekdes) Dan Operator Gampong. ( Dua orang/ Gampong) Acara yang berlangsung selama empat hari mulai dari tanggal 7-10 Desember. diselenggarakan di tiga titik lokasi, Aula Kampus UMMAH, Jl. Gayo Simpang IV No 2, Kecamatan, Kota Juang. Aula Hotel Bireuen Jaya Bireuen dan Aula Hotel Fajar Bireuen. diikuti oleh 1.218 peserta dari 609 desa yang ada di Bireuen dengan biaya Rp. 1.900.000/ orang, jika pergi semua maka total uang yang terpakai untuk bimtek Rp. 2.314.200.000.00.
Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Bireuen. Murni M Nasir. Mengatakan, Bimbingan Teknis (Bimtek) SISKEUDES aplikasi SISKEUDES 2.0.6, Dan Inventarisasi Aset Desa Tahun 2024, event organizer (EO) asal kota Medan, menggunakan dana desa milyaran seharusnya benar-benar menjadi sarana untuk memperkuat kapasitas aparat desa dan masyarakat dalam mengelola dana desa secara efektif dan efisien.
Namun, sangat penting untuk memastikan bahwa program Bimtek ini dilaksanakan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. "Ujar Murni. Selasa (10/12/2024)
Murni mengatakan GeRAK Bireuen juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan melalui Bimtek, namun kami juga ingin menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, transparansi dalam perencanaan dan pelaksanaan Bimtek harus menjadi prioritas. Masyarakat desa berhak mengetahui secara jelas alokasi dana yang digunakan, materi pelatihan yang akan diberikan, serta pihak penyelenggara yang terlibat. Tanpa transparansi, program ini bisa saja berpotensi disalahgunakan, baik dari sisi pengelolaan anggaran maupun kualitas pelatihan yang diberikan.
Kedua, pendekatan partisipatif dalam perencanaan Bimtek sangatlah penting. Masyarakat desa dan aparat desa seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan pelatihan ini agar materi yang disampaikan benar-benar relevan dengan tantangan yang dihadapi desa.
Misalnya, jika desa memiliki masalah di bidang pertanian, maka materi Bimtek harus disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, bukan hanya sekadar materi umum yang tidak sesuai konteks lokal.
Selanjutnya, kami juga menyoroti pentingnya monitoring dan evaluasi pasca-Bimtek. Bimtek yang baik bukan hanya dilihat dari banyaknya peserta atau jumlah dana yang dikeluarkan, tetapi dari sejauh mana penerapan hasil pelatihan dalam kebijakan dan program pembangunan desa.
Tanpa evaluasi yang mendalam, Kata dia, kita tidak akan tahu apakah Bimtek benar-benar meningkatkan kualitas pengelolaan dana desa atau sekadar menjadi kegiatan seremonial semata.
Ia juga menegaskan penggunaan dana desa untuk Bimtek harus sejalan dengan prinsip pemberdayaan. Pelatihan yang diberikan harus benar-benar memperkuat kapasitas masyarakat dan bukan hanya untuk kepentingan sekelompok orang.
"Bimtek harus menciptakan dampak nyata yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara berkelanjutan. Secara keseluruhan, GeRAK Bireuen mendukung adanya Bimtek yang menggunakan dana desa. namun, kami meminta agar pelaksanaannya lebih profesional, transparan, dan terarah, dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas dan partisipasi aktif dari masyarakat desa. " Pintanya. (Nadar)
