Bireuen/liputaninvestigasi.com - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bireuen, Aceh, kembali mengakibatkan satu unit jembatan rangka baja s...
Bireuen/liputaninvestigasi.com - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bireuen, Aceh, kembali mengakibatkan satu unit jembatan rangka baja sepanjang 40 meter, menghubungkan Desa Matang Bangka Kecamatan Jeunieb dan Desa Calok Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen putus, Sabtu (4/2/2023).
Jembatan yang dibangun oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh, pasca Tsunami Aceh 2004 silam, merupakan jalur alternatif bagi masyarakat di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Jeunieb, Pandrah dan Simpang Mamplam.
Karena jembatan itu sebagai jalur alternatif, saat ini masih ada juga masyarakat yang memaksakan diri untuk melintasinya, sehingga mengancam keselamatan mereka.
Jika tidak ada jembatan itu, masyarakat di Kecamatan Jeunieb, Pandrah dan Simpang Mamplam, harus memutar jauh untuk mengangkut hasil pertanian, perikanan serta perkebunan.
Untuk menghindari terjadinya korban, Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardi Wirapraja SIK, bersama jajarannya, langsung turun ke lokasi guna mencari solusi dan memasang police line (garis polisi) di jembatan tersebut.
"Kami menghimbau kepada masyarakat tidak memaksakan diri melintas di jembatan ini, guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," pinta Kapolres.
Demi kelancaran perekonomian masyarakat, Kapolres juga mengajak semua pihak sama-sama mencari solusi, segera dibangun jembatan tanggap darurat, agar warga di tiga kecamatan tersebut dapat melintasinya.
Selain itu, jika jembatan tersebut tidak segera diperbaiki atau diangkat, saat hujan deras debit air sungai yang tinggi tidak bisa mengalir ke laut, sehingga air sungai akan menghantam rumah penduduk dan merusak ratusan hektar tambak yang ada disekitarnya.