liputaninvestigasi.com - Acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Provinsi Aceh ke-35 tahun 2022 di Kabupaten Bener Meriah sudah berakh...
liputaninvestigasi.com - Acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Provinsi Aceh ke-35 tahun 2022 di Kabupaten Bener Meriah sudah berakhir.
Bagi para peserta yang menang tentu akan menjadi kebanggan tersendiri karena itu merupakan prestasi gemilang yang bisa mengharumkan nama daerah, tetapi bagi mereka yang belum berhasil, akan menjadi tantangan besar kedepan untuk meraih prestasi.
Sebenarnya kalah dan menang dalam kompetisi itu hal biasa, apalagi kegiatan tersebut merupakan ajang silaturrahmi bagi para pencinta Al-qur'an. Tetapi tidak semua orang menerima kekalahan, karena dianggap kekalahan merupakan kegagalan pihak - pihak terkait.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Bireuen, karena berada di urutan 21 pada peringkat 3 akhir di MTQ provinsi Aceh di Bener Meriah menjadi buah bibir masyarakat, karena dianggap itu merupakan kegagalan Bupati dan dinas terkait. Apalagi hasilnya menurun dari MTQ tahun sebelumnya di Kabupaten Pidie yang berada di urutan ke 14.
Apakah ini karena kurang persiapan sehingga Kabupaten Bireuen jauh dari prestasi?
Kepala Dinas Syariat Islam Anwar, S.Ag, M.A.P. mengatakan, pihaknya sudah melakukan persiapan jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun, hanya saja belum beruntung. "Kita sudah melakukan persiapan, cuma faktor keberuntungan belum memihak ke Bireuen, kita harus berusaha lebih keras lagi," katanya. Sabtu 25 Juni 2022.
Anwar juga membantah terkait pemberitaan yang menyebutkan Bireuen di peringkat 18 atau 20. Tetapi Kabupaten Bireuen mendapat peringkat ke 16 dan berhasil membawa piala sebanyak 8 unit.
"Hasil akhir sesuai keputusan dewan hakim, Kabupaten Bireuen di peringkat 16 bukan 20 atau 18 seperti berita di media. Bireuen masuk di semi final di 8 cabang, jadi kita bawa piala 8 unit, ini luput dari perhatian publik," sebutnya.
Selain itu, Anwar juga menyebutkan, jika tujuan MTQ ingin meraih juara atau peringkat 10 mudah, cukup dapat 2 cabang juara satu, sudah masuk peringkat 10 dari 48 cabang yang dilombakan, cuma untuk Bireuen saat ini ada 9 cabang MTQ yang tidak ada pesertanya. Misal semua tuna netra putra dan putri yang ikut MTQ dapat juara. Namun, Bireuen tidak punya peserta, jadi peluang juara hilang di 9 cabang.
"Sebenarnya tujuan dibuat MTQ bukan cuma cari juara, tapi lebih kepada silaturrahmi para pencinta Al-Qur'an, syiar dakwah dengan menjunjung tinggi Al-Qur'an sebagai kalam ilahi," katanya.
Anwar sebagai pimpinan kafilah mengucapkan terimaksih kepada semua masyarakat yang peduli kepada para pencinta Al-qur'an, baik yang telah memberikan semangat maupun yang hanya mengkritisi saja, artinya mereka sangat peduli dengan Bireuen.
"Mudah - mudahan bisa membuka mata kita bahwa itulah ril kemampuan anak-anak kita yang sudah berusaha keras untuk menang, mari kita jadikan ini untuk bangkit ke arah yang lebih baik," pintanya.
Di akhir pernyataan, Anwar berharap bijak, tidak hanya mengkritisi tetapi juga harus bisa memberikan solusi dan tidak menjatuhkan mereka di media sosial.
"Harus bijak donk, kawan jangan cuma bisa mengkritisi tapi juga harus bisa memberi solusi dan yang lebih penting harus bisa memiliki sehingga minimal dijenguk di saat tampil, disediakan doa sebelum tampil atau disedekahkan air mineral ketika turun dari mimbar tilawah, itu jauh lebih bagus dari dari pada menjatuhkan mereka di media soasial," tutupnya.
Penulis: Fauzan A
