liputaninvestigasi.com - Mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan pimpinan Universitas Syiah Kuala (USK) agar bi...
liputaninvestigasi.com - Mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan pimpinan Universitas Syiah Kuala (USK) agar bisa menjadi duta dalam sosialisasi vaksinasi dalam masyarakat. Vaksinasi tersebut sebagai ikhtiar untuk segera mengakhiri pandemi.
Demikian antara lain disebutkan Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Hizir saat melepaskan 1.096 mahasiswa USK yang akan melaksanakan KKN, Sabtu (4/12) siang, yang berlangsung di depan Biro Rektorat USK, Darussalam. Lokasi KKN akan berlangsung di empat kabupaten, yakni Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Jaya, dan Aceh Besar.
Pada kesempatan itu, Hizir menyebutkan varian baru sudah ditemukan di negara tetangga, Malaysia. “Varian Omecron sudah ditemukan di Malaysia, negara tetangga kita. Makanya kita harus melaksanakan protocol kesehatan dengan baik dan mahasiswa harus berperan aktif untuk memberi informasi tentang keadaan ini,” harapnya.
Menurut mantan dekan FMIPA itu, peran mahasiswa sangat penting, karena apa yang dilakukan elemen mahasiswa biasanya akan disambut dengan baik oleh masyarakat luas. “Makanya mari kita bantu masyarakat untuk bersama-sama mengakhir pandemi ini, antara lain dengan vaksinasi,” ajak Hizir.
Sebelumnya, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USK, Dr Dra Sulastri MSi, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan KKN dimulai dengan pembekalan yang menghadirkan sejumlah narasumber penting terkait tema kegiatan yang memasukan antara pandemi, mitigasi bencana, dan kampung yang berdaya dan mandiri.
Dalam pembekalan KKN selama dua hari itu, menurut Sulastri, materi diarahkan sesuai tema yang dibangun “Pemberdayaan sumberdaya gampong untuk mewujudkan desa mandiri dan tangguh bencana”.
Pembicara antara lain Dr Ir Ambar Kusumandari MES (KKN UGM Yogyakarta), Dr Ir Zulkifli M Si (Plt Kepala DPMG Aceh Aceh), dan Dr dr Safrizal Rahman Sp OT dari Ikatan Dokter Indonsia (IDI) Aceh.
Sebagai lembaga pendidikan, pihaknya berharap mahasiswa dengan didampingi Dosen Pendamping Lapangan (DPL), KKN akan berlangsung dengan baik dan berdampak strategis bagi masyarakat di lokasi.
“Kita sudah mempertimbangkan lokasi yang ditempatkan KKN di empat kabupaten, sudah dipertimbangkan keamanan dan terkait risiko bencana. Apalagi November dan Desember ini masuk musim hujan,” harap Sulastri.
Masyarakat tempat belajar dan Sulastri mengingatkan agar mahasiswa tidak berbuat hal-hal yang mencoreng nama baik USK dan semua pihak yang terlibat. “Kami tidak menolerir untuk hal-hal yang mencoreng nama baik,” Sulastri mengingatkan.
Di tempat terpisah, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelaksanaan KKN (P3KKN) USK, Drs Zulfitri M Biomed, menyebutkan bahwa jumlah 1.096 mahasiswa terdiri dari 465 orang mahasiswa dan 631 mahasiswi. “Mereka ditempatkan di Aceh Singkil (85 mahasiswa), Nagan Raya (590 mahasiswa), Aceh Jaya (402 mahasiswa), dan Aceh Besar (19 mahasiswa),” sebut Zulfitri.
Menurut Zulfitri yang juga dosen Fakultas Kedokteran USK ini, penempatan mahasiswa USK berdasarkan kerjasama dengan kabupaten/kota di Aceh. Menurutnya, setiap tahun ada saja kabupaten/kota yang berharap ditempatkan mahasiswa KKN di wilayah mereka.
“Selama ini, belum semua permintaan bisa dipenuhi. Keterbatasan jumlah mahasiswa yang mendaftar KKN membuat P3KKN harus membagi sedemikian rupa untuk kabupaten yang ada,” jelas Zulfitri.
Dicontohkan saja, dari jumlah 1.096 mahasiswa yang mendaftar pada periode ini, tidak semua fakultas bisa mendaftar. “Ada sejumlah pertimbangan yang juga perlu diperhatikan dalam memiliki program ini bagi mahasiswa, salah satunya dengan jumlah SKS yang ditentukan 100 SKS,” terang Zulfitri, yang menjelaskan kali ini yang paling banyak ikut dari FT (288 mahasiswa), dan yang paling sedikit FK (1 mahasiswa). Sedangkan FKG tidak ada mahasiswa yang mendaftar.
