liputaninvestigasi.com - Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, mendesak pihak Polda Aceh segera mengumumkan ...
liputaninvestigasi.com - Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, mendesak pihak Polda Aceh segera mengumumkan hasil penyelidikannya ke publik terkait kasus keracunan gas beracun di Aceh Timur, yang menyebabkan jatuhnya sejumlah korban dari masyarakat beberapa waktu lalu.
" Ya, kita minta pihak Polda Aceh segera menyampaikan ke publik bagaimana hasil penyelidikan timnya waktu itu di lokasi kejadian, dan langkah apa yang ditempuh untuk itu semua," kata Ronny, Selasa 29 Juni 2021.
Hal itu disampaikan Ronny menyusul kembali terjadinya peristiwa keracunan yang dialami sejumlah masyarakat dari lingkungan yang sama dengan gejala yang sama dan diduga dikarenakan pula oleh penyebab yang sama.
" Ini sudah kejadian lagi, tahun ini saja sudah dua kali, dengan persamaan indikasi, meski pihak perusahaan membantahnya, jadi kita mau tahu dari hasil penyelidikan Polda kemarin apa bisa disinkronkan dengan ini," sebut aktivis yang dikenal sangat kritis pada isu - isu sosial seperti kemiskinan, pengangguran, demokrasi dan Hak Asasi Manusia itu.
Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu menegaskan pihak kepolisian mesti mengutamakan upaya penegakan hukum yang berkeadilan dan berorientasi pada keselamatan masyarakat luas.
" Perusahaan ini ladang investasi, kita mesti dukung dan tidak menafikan itu, tapi investasi tentunya harus berkeadilan dan tidak boleh mengancam keselamatan orang banyak, dan penegak hukum mesti lebih sensitif soal itu," tegas putera Idi Rayeuk berdarah Aceh -Minang itu.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memantau perkembangan di seputar insiden yang baru saja terjadi untuk ke dua kalinya beberapa hari lalu, dan tidak menyepelekan setiap indikasi yang ada.
" Ini masalah nyawa orang banyak, jadi jangan dianggap sepele, apalagi jadi permainan, bahkan dijadikan ladang untuk meraup keuntungan pribadi atau kelompok, jangan tunggu ada yang mati dulu baru dianggap serius, Media dan LSM juga kita minta untuk terus memantau dan jangan bungkam," pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.