Labuhanhaji Barat/liputanInvestigasi.com- Hasil produksi olahan sabut kelapa dari Usaha Kecil dan Menengah Kelompok Unit Bersama (UKM Kuber...
Labuhanhaji Barat/liputanInvestigasi.com- Hasil produksi olahan sabut kelapa dari Usaha Kecil dan Menengah Kelompok Unit Bersama (UKM Kuber) Agung Cemerlang di Gampong Panton Pawoh, Kecamatan Labuhanhaji Barat, Aceh Selatan, omsetnya mencapai Rp. 7 juta/bulan.
Usaha olahan sabut kelapa ini dirintis sejak tahun 2017 lalu. Namun pada saat itu hingga dua tahun kemudian tidak bisa beroperasi, karena bangunan pabrik rusak parah, karena tertimpa pohon tumbang mengenai pabrik pengolahan sabut ini. hal itu diungkapkan salah seorang penggerak UKM Kuber Agung Cemerlang, Muslizar. Rabu (13/1/2021)
Ia menyatakan, usaha pengolahan sabut kelapa kembali dirintis awal bulan November 2020 hingga sekarang dengan alat dari rakitan sendiri.
"Alhamdulillah, omset hasil dari produksi olahan sabut kelapa ini mencapai Rp. 7 juta perbulan," ujar Muslizar yang turut didampingi Keuchik Gampong Panton Pawoh, Said Anshar.
Dijelaskan, olahan sabut kelapa tersebut dipasarkan ke beberapa wilayah di Aceh, seperti ke Banda Aceh dan Lhokseumawe, bahkan ke Sumatra Utara (Medan).
Untuk bahan bakunya tersedia di wilayah pesisir Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya (Abdya) yang dikumpulkan oleh masyarakat.
Sebutnya, hasil produksi olahan sabut kelapa yang diorder kepasar baru cocovit (pupuk organik sabut kelapa). Sedangkan cocovaiber (sabut kelapa) belum bisa dipasarkan karena belum ada mesin fres.
Camat Labuhanhaji Barat, Said Suhardi S.Pd mengutarakan, pihak pemerintah sangat mengapresiasi dengan penemuan teknologi tepat guna (TTG) oleh masyarakat, juga merupakan kelompok binaan Pemerintah Gampong Panton Pawoh.
"Perlu dan ini sangat tepat untuk dikembangkan, sehingga dapat menampung tenaga kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat gampong," ucapnya.
Sementara itu, Anggota DPRK Aceh Selatan dari Dapil Labuhanhaji, Hasbullah dalam kesempatan itu mengatakan, usaha yang digeluti masyarakat ini perlu mendapat perhatian serius Pemerintah daerah, melalui Dinas terkait, khususnya Disdagperinkop dan UKM Aceh Selatan.
"Setelah kita perhatikan masih banyak kekurangan seperti belum ada mesin fres sabut kelapa sehingga yang baru bisa dipasarkan pupuk organik," pungkasnya||NB