FAKSI : Jika ingin Demo di Aceh Timur, Jangan Rusuh dan Merusak

liputaninvestigasi.com - Aktivis Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, menghimbau kepada rekan - rekannya serta pihak l...

liputaninvestigasi.com - Aktivis Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, menghimbau kepada rekan - rekannya serta pihak lainnya yang mungkin berencana melakukan aksi unjuk rasa anti Omnibus Law di Aceh Timur, agar menyampaikan pendapat dengan cara - cara yang baik dan bermartabat, sesuai dengan yang dijamin Undang - Undang. 

Dia berharap pihak - pihak tersebut tidak terprovokasi dan terpancing membuat kerusuhan dan pengrusakan fasum, sebagaimana terjadi di daerah lainnya di Indonesia. 

"Mari kita sampaikan pendapat dengan cara - cara yang benar dan tidak melanggar hukum, jangan terpancing kerusuhan dan merusak fasum, Aceh Timur ini kampung kita, jadi mesti sama - sama kita jaga, jangan dirusak, sebab itu akan merugikan kita semua," kata Ronny, Sabtu 10 Oktober 2020.

Putera Idi Rayeuk berdarah Aceh - Minang itu menambahkan, bahwa aksi pengrusakan akan sangat merugikan daerah dan masyarakat, karena di tahun berikutnya dana pembangunan harus dialokasikan lagi ke fasum  yang sama atau bangunan yang dirusak tersebut. Padahal semestinya anggaran pembangunan dapat dikucurkan untuk membangun fasilitas baru lainnya untuk masyarakat, termasuk membiayai pemberdayaan masyarakat miskin dan pengangguran.

"Merusak itu sebentar kalau mau, tapi membangunnya butuh biaya besar dan waktu yang lama, harusnya biaya tahun depan bisa digunakan untuk membangun hal lainnya atau   mendanai kesejahteraan rakyat miskin dan pendidikan, tapi kalau terjadi pengrusakan, dana malah harus dipakai untuk memperbaiki atau membangun fasilitas itu - itu lagi, kan rugi kita, yang bakal untung paling kontraktor karena dapat job lagi," ujar eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Aceh tersebut.

Dia menghimbau para demonstran tetap dalam koridor demokrasi yang sehat dan bertanggungjawab, serta menjaga hak - hak orang lain atas hak - hak privatnya, dan lebih jeli lagi melihat gelagat dari suatu aksi.

"Lihat tragedi 22 Mei tahun lalu, siapa yang bertanggungjawab atas jatuhnya korban jiwa dan lainnya akibat dibenturkan dengan aparat? tidak ada. Bahkan mereka dilupakan, saya juga pernah terlibat demo rusuh mengepung istana negara waktu itu dalam aksi 411 sampai tengah malam, kami juga ditembaki gas air mata, tapi akhirnya apa dari semua itu, orang sudah pada mati dalam serangkaian aksi tadi, para elit malah makan nasi goreng, bagi - bagi kue, dan semuanya jadi anti klimaks, bahkan demo - demo besar itu tak dibicarakan lagi," ketus Ronny.

" Jadi jangan terpancing provokasi, jika ada pihak - pihak tak bertanggungjawab merusuh dan menghasut untuk merusak, apalagi anda tidak kenal provokatornya di kiri dan kanan anda, lalu dipancing merusak kampung kita sendiri, nggak ada keren - kerennya kita begitu, bukan prestasi itu, nanti provokatornya kabur, malah kita yang terpancing kerusuhan dan pengrusakan, lalu digebuki aparat, kan kasihan adik - adik lainnya yang masih muda - muda, mungkin enggak ngerti tapi terprovokasi, jadi lebih baik cari strategi alternatif lain saja, agar pesan - pesan yang kita sampaikan bisa lebih tajam dan lebih efektif lagi untuk didengarkan penguasa," tegasnya sembari berharap kondisi Aceh Timur tetap kondusif saat ini dan seterusnya.

Aktivis HAM itu juga menghimbau aparat keamanan, agar tetap mengedepankan cara - cara persuasif dan defensif dalam menghadapi para demonstran.

"Memang kondisi di lapangan itu berat, tidak seindah omongan kita, tapi kita berharap aparat keamanan lebih sabar dan lebih mampu mengendalikan diri dalam menghadapi tingkah polah para demonstran, mereka itu anak bangsa, kecuali sudah mengarah ke kriminalitas berat dan berbahaya, dan para demonstran pun harus bijak melihat, bahwa aparat di lapangan itu patuh pada perintah, mereka ditugaskan mengendalikan dan mengamankan keadaan, jangan sampai orang lain buat aturan, malah demonstran dan aparat yang gebuk - gebukan dan berdarah - darah, kan enggak nyambung itu, padahal masing - masing punya keluarga yang menanti di rumah, dan mungkin sama - sama tidak menginginkan hal - hal buruk terjadi," tandas Ronny.

Ronny menuturkan, bahwa dirinya sangat mendukung aksi menolak UU  Omnibus Law Ciptaker, karena dinilai dapat merugikan buruh dan sangat meresahkan publik.

"Kami mendukung teman - teman turun ke jalan membela hak - hak masyarakat, memang kenyataannya selama ini nasib buruh sangat memilukan, bekerja dengan gaji pas - pasan dan terkadang hidup penuh dengan ketidakpastian, mereka kerja tapi gajinya cuma cukup buat makan, apalagi nasib pendidikan anak - anak mereka yang penuh dengan keterbatasan, hanya sebagian kecil yang bisa mengecap pendidikan atau pendidikan tinggi di negeri ini, artinya terkadang mereka bekerja dengan gaji cuma cukup untuk makan demi bertahan hidup, bahkan tak jarang mereka mengalami ketertindasan tanpa ada yang peduli," ujar aktivis HAM Aceh tersebut.

Dia juga menyatakan keraguannya terhadap argumen pemerintah yang menyatakan bahwa Undang - Undang Omnibus Law demi memperluas terciptanya lapangan kerja yang lebih luas lagi..

"Agak ragu kita, karena kebiasaan pengusaha  hitam atau investor,  biasanya suka mau menang sendiri, suka main piara centeng dalam menghadapi problem buruh, menghindar dari pajak dan menekan hak - hak buruh, jadi bisa aja mereka manfaatkan kelonggaran ini nanti, buruhnya tidak bertambah, kesejahteraan buruh diabaikan, tapi beban kerja malah ditumpuk berlebih - lebih, demi pengusaha nakal tadi meraup untung sebesar - besarnya, jadi cabut saja Undang - Undang itu, jika memang merugikan dan meresahkan masyarakat," pungkas alumni Universitas Ekasakti angkatan 2000 yang pernah menjabat sebagai ketua BEM  tersebut menutup keterangannya.

KOMENTAR

ADS

Name

BISNIS cinta terlarang DAERAH EKONOMI HUKUM KRIMINAL NASIONAL OLAHRAGA OPINI PENDIDIKAN POLITIK RAGAM
false
ltr
item
Liputan Investigasi: FAKSI : Jika ingin Demo di Aceh Timur, Jangan Rusuh dan Merusak
FAKSI : Jika ingin Demo di Aceh Timur, Jangan Rusuh dan Merusak
https://1.bp.blogspot.com/-fNHW1qh6Qrk/X4HlWqANrDI/AAAAAAAARp8/vckevvRfU7AZdqYSbQn7kVX8J4s-slS-ACLcBGAsYHQ/s320/IMG-20201010-WA0041.jpg
https://1.bp.blogspot.com/-fNHW1qh6Qrk/X4HlWqANrDI/AAAAAAAARp8/vckevvRfU7AZdqYSbQn7kVX8J4s-slS-ACLcBGAsYHQ/s72-c/IMG-20201010-WA0041.jpg
Liputan Investigasi
https://www.liputaninvestigasi.com/2020/10/faksi-jika-ingin-demo-di-aceh-timur.html
https://www.liputaninvestigasi.com/
https://www.liputaninvestigasi.com/
https://www.liputaninvestigasi.com/2020/10/faksi-jika-ingin-demo-di-aceh-timur.html
true
2259537535745442111
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DISARANKAN UNTUK DI BACA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy