Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com- Menurunnya minat belajar kejenjang yang lebih tinggi di daerahnya membuat Muiza SH ketua Komunitas ...
Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com- Menurunnya minat belajar kejenjang yang lebih tinggi di daerahnya membuat Muiza SH ketua Komunitas Kuala Baru Creative Team (KCTeam) Kecamatan Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil angkat bicara.
Hal ini disebutkan karena para Siswa Siswi di daerah tersebut yang sudah menyelesaikan jenjang SMA sederajat tidak semangat untuk meneruskan ke jenjang Kuliah.
"Minat belajar periode terakhir ini di Kuala Baru menurun drastis. Tergambar dari kurangnya pelajar SMK N Kuala Baru dan para tamatan yang tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi," ucap Muiza kepada media liputaninvestigasi.com Kamis (25/06/2020).
Menurutnya, penurunan angka minat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi itu menjadi problem yang bersifat urgensif bagi Kuala Baru.
"Karena total mahasiswa Kuala Baru saat ini diseluruh penjuru hanya lebih kurang 20 orang, ini dilema besar," tuturnya.
Saat ini SMKN Kuala Baru membuka jurusan baru yakni Perhotelan dan Pariwisata, sangat cocok untuk Aceh Singkil yang dimana dikelilingi Destinasi Wisata andalan kedepan.
Indikator melemahnya minat para pelajar ini meneruskan kejenjang yang lebih tinggi bukan tanpa sebab ada beberapa problem yang mencuat dikalangan pelajar tersebut seperti :
1. Faktor ekonomi, menjadi seorang mahasiswa/i di tahun 2020 terasa cukuplah berat bila dilihat dari sisi ekonomi. Karena biaya kuliah saat ini mencapai 3 jutaan per satu semester, ditambah lagi biaya kost dan biaya hidup di rantau orang. Oleh sebab itu, kebanyakan orang tua siswa patah arang untuk melanjutkan cita-cita sang anak. Cukup sayang sekali bukan!
2. Faktor semangat belajar, seperti kata pepatah, dimana ada usaha, disitu ada jalan. Namun, untuk hal itu sudah terpudarkan bagi jiwa patriot siswa-siswi Kuala Baru. Karena sudah patah semangat, mungkin saja tidak ada yang mensuport keletihan, kesusahan, dan perjuangan menjadi seorang mahasiswa/i sehingga kian hari tertanam dalam diri seorang siswa untuk apa melanjutkan kuliah hanya sia-sia dan menghabiskan uang saja. Itu hanya persepsi, bila persepsi itu terus berkembang, cukup memperihatinkan, bukan!
3. Kurangnya beasiswa maupun fasilitas belajar untuk mahasiwa/i Kuala Baru, setiap mahasiswa/i Kuala Baru haruslah berjuang sendiri-sendiri, Dari tahun 2010, sifat sama-sama berjuang di rantau orang bagi mahasiswa Kuala Baru yang kuliah belum terajut secara maxsimal, karena bila hidup di kampung orang secara individual cukuplah berat dengan berbagai macam kekurang. Sepatutnya ada support dari pemerintah agar beban terasa ringan dan pula semangat belajar bisa tumbuh dan berkembang. Selain itu, organisasi mahasiswa/i Kuala Baru patut dihidupkan agar terpicunya gairah kekeluargaan, gairah belajar, gairah menyelesaikan atau meneliti problema Kuala Baru yang kian hari kian meruncing pada kemunduran. Seperti amanat tri darma perguan tinggi yakni: pembelajaran, penelitian, dan pengabdian.
Oleh karena itu, beberapa rentetan faktor tersebut mulain dari faktor ekonomi, faktor semangat belajar, faktor beasiswa alangkah tepat dilahirkan kebijakan-kebijakan pemerintah Kuala Baru yang mendukung kebutuhan moral dan materil mahasiswa Kuala Baru.
Contohnya, dari 4 Desa yang ada di Kuala Baru bisa menjawab sedikit masalah yang sedang dihadapi mahasiwa/i Kuala Baru melalui sub bidang anggaran pendidikan yang ada di Desa se Kecamatan Kuala Baru agar tidak ada alasan semangat pejuang untuk menjadi generasi yang andal demi Kuala Baru maju patah ditengah jalan.
"Dari sisi lain, patut juga pemerintah daerah Kabupaten Aceh Singkil mengalokasikan biaya khusus untuk mahasiswa terpencil Kecamatan Kuala Baru," jelasnya.
"Ini harus menjadi perhatian pemerintah jika tidak dilakukan, maka generasi Kuala Baru akan menumpuk dan menganggur secara besar-besaran," tutupnya.
Penulis: Rusid Hidayat Berutu