liputaninvestigasi.com - Aliran sungai Kluet semakin deras dan terus memperlihatkan keganasannya meluluhkan lantakan apa yang ada disepan...
liputaninvestigasi.com - Aliran sungai Kluet semakin deras dan terus memperlihatkan keganasannya meluluhkan lantakan apa yang ada disepanjang tepi sungai itu.
Seperti yang terjadi di Desa Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan, mulai dari kebun, pemukiman hingga tempat pemakanan umum (TPU) setempat.
Ancaman Daerah Aliran Sungai (DAS) Kluet itu tidak hanya di Kecamatan Kluet Utara saja, tetapi juga terjadi di Kecamatan Kluet Tengah, Kecamatan Kluet Timur dan Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten setempat.
Hasbaini, warga Desa Pulo Kambing kepada wartawan Kamis (21/5/2020) mengatakan, bencana erosi sungai Kluet sudah di mulai sejak tahun era 80-an sampai saat ini.
Dia menyebutkan, hal itu cukup beralasan, karena pembalakan liar/ilegal logging sejak puluhan tahun yang lalu serta maraknya tambang emas tradisional yang kian tak terkontrol belum lagi pengolahan limbah yang belum mengikuti kaedah lingkungan, serta galian c diberbagai tempat.
"Jika terjadi intensitas curah hujan tinggi akan menyebabkan banjir dan otomatis menggenangi lahan pertanian masyarakat, bila air sungai mulai surut, disitulah terjadinya erosi lahan dan kemudian membuat pendangkalan sungai," jelasnya.
Dia juga mengatakan, semenjak tidak dilanjutkannya pembangunan tanggul di Gampong Desa Paya sampai ke Desa Pulo Kambing, Kluet Utara menyebabkan hantaman air sungai Kluet terus mengarah ke pemukiman warga dan melenyapkan lahan serta tanaman pertanian masyarakat.
"Saya telah kehilangan setidaknya 3 hektar lahan pertanian yang telah berproduksi dan saat ini sungai Kluet telah berada tepatnya di belakang rumah, saya tidak pernah membayangkan begitu cepat amukan sungai ini," katanya.
"Saat ini kami warga Pulo Kambing sambung Hasbaini, telah kehilangan lahan pertanian yang selama ini sebagai sumber ekonomi keluarga. Diperkirakan setidaknya kerugian masyarakat mencapai milyaran rupiah akibat erosi sungai Kluet itu," tambahnya.
Dia mengharapkan kepada Pemerintah melalui Dinas terkait untuk melakukan normalisasi sungai Kluet yang terus menerus mengancam pemukiman warga di daerah tersebut. Dia juga meminta kepada Pemerintah untuk menertiban galian C.
"Tentunya mega proyek ini akan menelan dana yang cukup besar, dan pemerintah Aceh Selatan harus mampu menjemput dana ke pusat yang bersumber dari APBN. Walaupun demikian dana tanggap darurat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pengairan membuat tanggul pada titik rawan supaya erosi tidak meluas dan berakibat lebih buruk lagi," harapnya.||NB