Bireuen - Salah satu wartawan liputaninvestigasi.com, Iskandar area liputan Bireuen mendapat sikap dan tindakan yang tidak wajar alias ar...
Bireuen - Salah satu wartawan liputaninvestigasi.com, Iskandar area liputan Bireuen mendapat sikap dan tindakan yang tidak wajar alias arogan dari salah satu oknum perangkat Desa Cot Aneuk Batee Kecamatan Peusangan Kabupaten setempat.
Iskandar yang sering disapa Nadar menyebutkan, kelakuan kasar itu terjadi saat ia meliput kegiatan Maulid di salah satu dayah di Desa tersebut, pada hari Minggu 2 Februari 2020 kemaren.
"Saat mau ambil foto untuk jadikan bahan berita, salah satu oknum perangkat desa tersebut melarang saya, dan marah-marah ditempat ramai, bahkan terjadi dorongan kecil hingga mengeluarkan kata-kata kasar," katanya. Jum'at 7 Februari 2020.
"Jangan ambil foto disini nanti kamu naikkan yang bukan bukan, aku tidak suka, seperti yang kamu tulis di media bagi-bagi duit di dalam parek (parit)," jelas Nadar meniru ucapan oknum yang mengaku orang Tuha di Gampong tersebut.
Nadar mengaku atas sikap dan tindakan dari oknum yang memiliki jabatan di Desa itu membuat ia malu, apalagi itu adalah kampung orang tuanya, seandainya ini dilakukan bukan didepan umum dan berbicara baik-baik tidak ada masalah, bahkan ditempat itu dengan nada marah-marah dan kasar ia menghina profesi wartawan dan mengancam.
"Marah juga karena saya orang tuha disini, apa wartawan bukan hebat kali kamu, ku tendang nanti baru tahu diri," jelas Nadar meniru ucapan oknum tersebut.
Menurutnya, dasar oknum itu marah-marah terkait postingannya di Facebook, "weuk weuk peura'e dalam selokan" (bagi bagi duit dalam selokan). "Saat diminta bukti atas tuduhan bagi-bagi uang yang dibuat di media, malah ia nampakkan postingan yang lain.
"Selamat atas pengikut yang menyuksesan kehancuran enam tahun kedepan. Semoga di babak selanjutnya korupsi terjamin lancar mulus berkelompok.
Yang penteng peng amplop bek kureng beh.....!!!!"
Padahal postingan tersebut sebagai peringatan untuk semua desa supaya tidak terjadi, dan bersifat umum bukan tertuju kepada oknum tersebut maupun ke Desa Cot Aneuk Batee," jelasnya
Nadar menambahkan, atas kejadian itu ia langsung melaporkan kepada Keuchik yang kebetulan juga ada dalam kegiatan tersebut, hingga memutuskan persoalan itu untuk duduk bersama pada malam kemaren. Namun hasilnya, oknum tersebut seperti tidak serius dan tidak tampak menyesali sikap dan tindakan yang ia lakukan terhadap nya, hingga ia memutuskan untuk menolak damai.
"Kejadian ini membuat saya malu, karena selain kasar juga ada penghinaan, membuat harga diri saya tercoreng, bahkan sebagian warga terus menanyakan hal itu dan mendukung untuk saya persoalkan perkara ini ke jalur hukum, hingga hal ini saya ceritakan kepada pimpinan media," ungkapnya.
"Pimpinan menyarankan untuk segera membuat laporan ke pihak kepolisian. Karena menurutnya, kejadian ini sudah sangat keterlaluan, jika hal ini dibiarkan maka kedepan bisa saja terjadi kepada orang lain, makanya harus ada efek jera kepada pelaku supaya menjadi pelajaran juga bagi orang lain untuk tidak sewenang-wenang dalam bersikap dan bertindak terhadap orang, apalagi dengan wartawan, maka dalam waktu dekat ini akan saya laporkan oknum tersebut," tutupnya.
Terkait hal tersebut media ini belum mendapatkan konfirmasi dari pihak yang bersangkutan hingga berita ini ditayangkan.(Saiful)