Nagan Raya/liputaninvestigasi.com - Pasien rawat inap Puskesmas Padang Payang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan raya. Tidak lagi m...
Nagan Raya/liputaninvestigasi.com - Pasien rawat inap Puskesmas Padang Payang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan raya. Tidak lagi mendapat dukungan makan seperti biasanya. Rabu 27 November 2019.
Salah seorang masyarakat Gampong Padang Panyang yang enggan disebut namanya mengatakan dulu pasien yang dirawat inap diberikan makan rutin. Namun akhir-akhir ini pasien yang dirawat sudah tidak lagi diberikan dukungan makan seperti biasanya. "Ada apa permasalahannya?" katanya dengan nada tanya
Terhentinya dukungan makan untuk pasien yang di rawat inap, sekarang ini sedang menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat Kecamatan Kuala pesisir. Persoalan yang diperbincangkan masyarakat adalah terkait kebijakan pihak Puskesmas yang telah menghentikan dukungan makan bagi pasien yang sedang di rawat inap.
Sementara Kepala KTU Puskesmas Padang Panyang Saudari Elvidiana Amd, Kep yang di dampingi Dr. Suhardan selaku Kepala Puskesmas Padang Panyang menjelaskan bahwa saat ini pasien yang di rawat inap di Puskemas Padang Panyang memang betul tidak lagi didukung makan seperti biasanya, dikarenakan pihak Puskesmas sudah tidak sanggup untuk menanggulangi biaya makan pasien yang di rawat inap.
Ia menambahkan, selama ini biaya pemberian makan pasien rawat inap di ambil dari dana nontifikasi BPJS. Dan untuk sekarang ini dukungan dana nontifikasi dari BPJS sudah 8 bulan belum dibayarkan ke Puskesmas Padang Puskesmasaitu terhitung sejak April 2019 sampai dengan sekarang ini.
"Karena terlambat pembayaran dana tersebut makanya dukungan makan untuk pasien rawat inap terpaksa dihentikan, sampai dengan ada pembayaran dana nontifikasi dari pihak BPJS," ungkapnya
Masyarakat Kecamatan Kuala pesisir di samping mempertanyakan persoalan dukungan makan pasien rawat inap, juga mempertanyakan persoalan persediaan obat yang sering tidak ada di Puskesmas di saat masyarakat berobat, bahkan masyarakat sering harus membeli obat ke apotek karena tidak ada persediaan obat di Puskesmas, dan obat yang di beli ke luar pun juga tidak ada pergantian dari pihak puskesman ataupun BPJS.
Hal ini juga di akui oleh dr. Suhardan, bahwa benar dukungan obat sering terlambat dan pihaknya sangat kewalahan untuk mengatasi semua persoalan ini. "Sudah banyak langkah kami sebagai Kepala Puskesmas untuk mengatasi kondisi yang sangat rumit disaat terlambat datang dukungan obat," tegasnya
Ia juga menyebutkan, berbagai langkah sudah dilakukan sebagai inisiatif untuk upaya mengatasi semua masalah. Namun, inisiatif yang lakukan tentunya tidak akan mampu menyelesaikan semua persoalan yang dikeluhkan oleh masyarakat.
"Kedepan kita berharap pada semua pihak untuk berperan aktif sesuai fungsi dan tugas masing-masing, agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat teratasi dengan baik," tutupnya. (Ibnu sinar)