Aceh Selatan/liputaninvestigasi.com - Dalam rangka upaya meningkatkan gizi untuk anak agar pertumbuhannya sesuai standart di bawah umur. ...
Aceh Selatan/liputaninvestigasi.com - Dalam rangka upaya meningkatkan gizi untuk anak agar pertumbuhannya sesuai standart di bawah umur. Bupati Aceh Selatan, H Azwir S.Sos mendeklarasikan Stunting dan Lauching Rumah Gizi. Acara tersebut berlangsung di Alun-alun Kota Tapatuan, Kamis (3/10/2019).
Bupati Aceh Selatan, H Azwir S.Sos dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran menjelaskan, bahwa stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis.
"Kondisi gagal tumbuh balita disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang," papar Wabup.
Ia menyebutkan, sebanyak 1.895 Balita di Aceh Selatan Alami Stunting, sesuai data Dinas Kesehatan, dari 21.395 jumlah balita di Aceh Selatan terdapat 1.895 balita yang stunting. Padahal input data baru 50%, artinya kemungkinan balita stunting masih bisa bertambah jika input data 100%. Namun hal itu bisa menurun, jika dilakukan pencegahan percepatan secara menyuluruh.
"Tujuan demi cepatnya penanganan terhadap jumlah stunting yang sudah ditemukan dan dilakukan pencegahan, sehingga tidak ada penambahan stunting di desa-desa dan kecamatan wilayah kerja saudara," ungkapnya
Oleh karena itu, lanjut Wabup Tgk Amran, Pemkab Aceh Selatan mengimbau kepada para Camat dan Keuchik yang sudah hadir diacara untuk dapat berkoordinasi dengan Puskesmas setempat supaya mengetahui berapa jumlah stunting di kecamatan dan desa masing - masing.
Selanjutnya, Tgk Amran juga mengajak seluruh peserta untuk dapat serius saling mendukung pencegahan stunting ini, agar pencegahan stunting ini terwujud ke seluruh pelosok dalam mewujudkan Aceh Selatan bebas stunting.
"Beberapa tantangan pelaksanaan program stunting adalah masih 50% input data dari sasaran balita yang ada di Kabupaten Aceh Selatan di aplikasi e-ppgbm (elektronik pencatatan, pelaporan gizi berbasis masyarakat)," paparnya.
Mengharapkan untuk dapat mempercepat input data sehingga Bupati dan Wakil Bupati pun bisa cepat mengambil kebijakan dan rencana tindaklanjut terhadap percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang sudah ditemukan.
"Berbicara masalah data, Puskesmas adalah ujung tombak data kesehatan di Aceh Selatan, maka dari itu data yang dihasilkanpun harus sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, sebanyak apapun pekerjaan yang telah dikerjakan jika tidak ada data maka tidak ada bukti hasil dari pekerjaan kita," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil TPA PKK Aceh, Dr Ir Dyah Erti Idawati MT juga menyarankan Pemkab Aceh Selatan dapat membuat Peraturan Bupati (Perbup) sebagai tindak lanjut Pergub no 14 tahun 2019 sehingga menjadi acuan untuk dinas dan instansi terkait, agar seluruh biayanya dapat dimasukkan dana desa dalam Kabupaten Aceh Selatan.
"Kami harap aparatur pemerintah dan non lembaga pemeritah terutama keluarga bersinergi mendukung gerakan ini supaya anak-anak Aceh tumbuh berkembang dengan sehat,”ujarnya.
"Harapan kami Aceh Selatan jadi yang terbaik menjalankan program pencegahan stunting, kepada Keuchik-keuchik di gampong dapat melaksanakan operasionalisasi rumoh keuchik yang anggrannya dari dana desa," pungkasnya
Sedangkan Sekrestaris Dinas Kesehatan Aceh Selatan, Novi Rosmita M.Kes dalam laporannya menyampaikan, para peserta ini juga dikuti dari seluruh anak anak TK dan juga dibarengi dengan drama comical dari tingkat SMA yang di asuh oleh sekrestaris Dinkes Novi Rosmita.
"Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita, akibat kekurangan gizi kronis, kondisi gagal tumbuh pada anak balita, disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang," paparnya.
Pada acara itu, selain dihadiri Bupati Aceh Selatan H Azwir S.Sos dan Wakil Bupati, Tgk Amran serta Wakil TPA PKK Aceh, dr Ir Dyah Erti Idawati MT, turut juga hadir Sekda Aceh Selatan, H Nasjuddin SH MM serta unsur Forkopimda Aceh Selatan lainnya.||NB