BIREUEN/liputaninvestigasi.com - Kenduri Blang (sawah) merupakan salah satu adat Aceh turun temurun yang dilakukan masyarakat sebelum tur...
BIREUEN/liputaninvestigasi.com - Kenduri Blang (sawah) merupakan salah satu adat Aceh turun temurun yang dilakukan masyarakat sebelum turun kesawah seperti yang dilaksanakan oleh warga Desa Meunasah Bungoe Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen pada hari Senin 23 September 2019.
Tradisi ini sudah ada sejak dahulu yang dilakukan oleh masyarakat Aceh ketika akan turun kesawah atau memasuki masa musim tanam padi, yang bertujuan untuk memohon doa demi keselamatan tanaman dari hama dengan harapan mendapat hasil panen yang melimpah.
Selain itu, Kenduri Blang (sawah) ini dilakukan juga sebagai syukuran masyarakat Aceh kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki kepada petani dan juga masyarakat memanjatkan doa kepada Allah agar musim tanam lebih baik dari sebelumnya,
Muzakkir sekretaris Desa (Sekdes) Meunasah Bungoe mengatakan, pada kenduri blang (sawah) kali ini, para masyarakat memasak langsung di lokasi dimana tempat biasa di lakukan doa bersama, setelah selesai memanjatkan doa, meraka secara bersama sama memakan masakan yang sudah di masak bersama dengan para undangan yang datang dari Desa lain.
Ia juga menyampaikan keluh kesah petani sawah selama ini, dikarenakan di sawah mereka masih belum di bangun saluran irigasi sehingga sawah tadah hujan mereka sering terjadi kekeringan disaat musim kemarau tiba.
"Para petani sawah di kawasan ini sangat mengharapkan kepada pemerintah Aceh maupun Pemerintah Bireuen untuk dapat segera melakukan perbaikan waduk Paya Sikameh secara permanen yang jebol beberapa waktu lalu, sehingga waduk tersebut bisa menampung air untuk areal persawahan seluas seribu tiga ratus hektar lebih di kawasan Peudada," ungkapnya.(MS)