Aceh Selatan/liputaninvestigasi.com - Kegiatan pelatihan pengembangan sumber daya manusia bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) se Kecamat...
Aceh Selatan/liputaninvestigasi.com - Kegiatan pelatihan pengembangan sumber daya manusia bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) se Kecamatan Labuhanhaji Barat. Berlansung di Aula pertemuan UPTD Puskesmas setempat, Selasa 24 September 2019.
Adapun acara tersebut dibuka langsung oleh Camat Labuhanhaji Barat Said Suhardi, juga turut hadir TA P3MD Aceh Selatan Irwami dan Aroel Marsya, Danramil Rafli Armazi, Kepala Puskesmas dr. Emi Suryana, dengan diikuti oleh peserta sebanyak 15 orang dari masing-masing desa perwakilan 1 orang.
Camat Said Suhardi dalam sambutan menyampaikan, bahwa dalam hal pelaksanaan pelatihan KPM, merupakan untuk peningkatan sumber daya manusia. Berharap agar peserta benar-benar mengikutinya dengan baik dan maksimal.
"Kita butuh para kader pembangunan manusia yang handal, agar dapat menindaklanjuti penerapannya dan mampu membawa inovasi tentang pengembangan sumber daya manusia, ikutilah pelatihan ini dengan serius sehingga bisa diterapkan di gampong masing-masing," katanya
Ia menambahkan, selanjutnya dapat mensosialisasikan tentang kesehatan dan melakukan proses pemberdayaan masyarakat dalam mencegah dan mengurangi dampak Stunting di gampong.
"KPM membantu desa dan penyedia layanan setempat untuk menyediakan layanan pengurangan stunting. Dengan program ini semoga dapat dianggarkan melalui Dana Desa, secara maksimal bisa dimanfaatkan dan khususnya dalam konvergensi pencegahan Stunting, fokus pada yang dialami oleh ibu hamil, balita dan anak-anak masa pertumbuhan, sebab itu perlu memberikan pemahaman terhadap masyarakat," ungkapnya
Sementara, Kepala Puskesmas Blang Keujeren Kecamatan Labuhanhaji Barat, dr.Emi Suryana, pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa terkait pencegahan stunting, penanganan memang tugasnya bidang kesehatan namun bukan hanya semata-mata dari pihak tenaga kesehatan, akan tetapi semua Kader Pembangunan Manusia (KPM).
"Sama-sama kita ketahui bahwa layanan ini meliputi sektor kesehatan, air bersih dan sanitasi, jaminan sosial, pendidikan usia dini untuk rumah-rumah tangga dengan ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun," katanya
Ia menjelaskan, hal memastikan konvergensi penanganan pencegahan Stunting, berharap kader pembangunan manusia agar terus melakukan koordinasi dengan pelaku program dan lembaga seperti bidan desa, petugas puskesmas lainnya (ahli gizi, sanitarian), guru PAUD dan aparat perangkat desa.
Sebab utamanya stunting yaitu kekurangan gizi kronis terhadap bayi sejak masih dalam kandungan hingga awal anak lahir, setelah anak berusia 2 tahun itu biasanya baru tampak.
"Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan, harus mengajak peran partisipasi masyarakat dan semua unsur lintas sektor," ungkapnya||NB.