Takengon/liputaninvestigasi.com - Tetesan air mata ibu Susliani Janda tiga anak tak terbendung saat di wawancarai media ini yang bermimpi...
Takengon/liputaninvestigasi.com - Tetesan air mata ibu Susliani Janda tiga anak tak terbendung saat di wawancarai media ini yang bermimpi bertahun tahun untuk mendapatkan sebuah rumah yang layak huni siang ini menjadi nyata.
Ketika mendengar cerita dari ibu Susliani janda tiga anak tersebut Forum Gayo Bersatu (FORGAB) langsung melakukan penggalangan dana demi terbantunya ibu Susliani (46) yang beralamatkan di Desa Gunung Balohen, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.
Afriandy Ketua Forum Gayo Bersatu mengatakan ibu Susliani yang tidak bersuami memiliki tiga anak ini terpaksa hidup di sebuah rumah yang beratapkan Tenda (Terpal). Rabu 4 September 2019.
Rintihan air mata yang tak bisa di tahan oleh salah satu Komunitas Forum Gayo Bersatu ini dengan spontan mencari donasi untuk membantu sang ibu yang berpenghasilan lima puluh ribu perhari, "itupun kalau laku dagangan ikan depik yang di jualnya di pasar".
Selama tiga bulan kata Afriandy, mereka hidup di sebuah rumah yang berukuran 5 x 4 Meter setelah di tinggal sang suami, mereka berempat mencari sesuap nasi dengan dagang ikan depik yang penghasilannya sangat minim sekali.
Afriandy juga sangat berterimakasih kepada Ketua Komunitas Tragong, Andy Irham, serta Ketua IOF H.Mugiantoni, dan kalangan masyarakat umum yang telah memberikan bantuan berupa uang demi terbangunnnya rumah janda tiga anak ini.
Susliani mengatakan selama 10 tahun kebelakang janda yang menghidupi tiga anak ini terpaksa hidup di sebuah rumah sewa setelah di tinggal sang suami.
Dengan penghasilan yang sedikit Susliani tak bisa membayar lagi sewa rumah yang di tempatinya lantaran ekonomi yang sangat menipis.
“Saya lebih baik memilih tinggal di tempat ini bersama ketiga orang anak saya, walaupun pada siang hari kami tidak bisa menempati rumah ini dikarenakan sangat panas," katanya.
"Mencari biaya kehidupan sehari-hari saya hanya mengandalkan dengan menjual ikan Depik, bahkan bisa sampai ke Bener Meriah," tambah ibu Y usliani janda tiga anak itu.
Janda ini juga menceritakan sebelumnya beberapa orang telah meminta data untuk pembangunan rumah duafa, "Saya sudah tidak ingat lagi berapa kali, sangking seringnya data tersebut kami berikan, namun hingga saat ini belum pernah terealisasi, ada juga yang menjanjikan rumah dengan meminta uang sebesar Rp. 15.000.000,- tapi kami tidak bisa membayar segitu besarnya uang yang mereka minta dengan penghasilan kami ini," utur Yusliani.
Penulis : Surya Efendi