ACEH UTARA/liputaninvestigasi.com - Mahasiswa KKN kelompok 99 Malikussaleh yang ditempatkan di Gampong Saweuk Kecamatan Kuta Makmur berwa...
ACEH UTARA/liputaninvestigasi.com - Mahasiswa KKN kelompok 99 Malikussaleh yang ditempatkan di Gampong Saweuk Kecamatan Kuta Makmur berwawancara dengan salah satu rumah warga Ibu Rubiah tentang penghasilan yang ada di gampong saweuk, yaitu padi dan sagu dalam bahasa Aceh (sagèè), pada Selasa siang (27/08/2019).
Sagu adalah salah satu makanan pokok yang mengandung karbohidrat seperti padi, ibu rubiah bersama suaminya Razali mempunyai lahan sagu (sagèè) seluas 3×5 M. Sagu yang telah diolah di rumah ibu rubiah hanya di jemur di depan rumahnya yang manfaat sagu tersebut untuk dimakan yaitu diolah menjadi kue sagu, tepung sagu, dan ampas sagu tersebut di jemur dan di jual untuk makanan ternak yaitu bebek. Ibu rubiah juga memelihara bebek sendiri sebanyak 52 ekor dan bebek tersebut di jual ke pajak beùreùgang.
Selain itu, daun rumbia (oen meuria) di jual ke orang yang menganyam daun tersebut menjadi atap rumah warga, buahnya dijual ke pajak buah beùreùgang. Hal ini diungkapkan Riki Andrian yang merupakan mahasiswa KKN kelompok 99 tersebut.
Ia menambahkan, pohon sagu yang berada di lahan ibu rubiah dan suaminya Razali di tanam semenjak tahun 1998 di gampong Saweuk Kecamatan Kuta Makmur.
"Alhamdulillah kita hari ini bisa mengambil contoh dari Bu Rubiah dan keluarganya, bagaimana gigihnya beliau dalam mencari nafkah dan juga rezeki untuk keluarganya" Imbuhnya.
"Setelah mewawancarai ibu Rubiah didampingi suaminya Razali tentang sagu, anggota KKN 99 langsung melanjutkan perjalanan melihat tanaman padi di gampong saweuk" pungkasnya.