BANDA ACEH/liputaninvestigasi.com - Fenomena yang sering terjadi selama bulan Ramadhan telah membuat masyarakat gundah, dengan adanya pem...
BANDA ACEH/liputaninvestigasi.com - Fenomena yang sering terjadi selama bulan Ramadhan telah membuat masyarakat gundah, dengan adanya pemadaman listrik di seluruh wilayah yang ada di Aceh.
Kejadian ini bukan kejadian yang biasa pasalnya masyarakat merasa risih karena terganggu ibadahnya dikarenakan listrik mengalami pemadaman. Rutinitas umat muslim di bulan Ramadhan agak sedikit berbeda yaitu adanya buka puasa, shalat tarawih dan sahur, yang selama ramadhan kegiatan ini dilakukan pada pagi sampai malam hari.
Nah, apabila adanya pemadaman listrik otomatis akan membuat aktivitas masyarakat terganggu, karena itu sejumlah mahasiswa melakukan audiensi serta membuat sebuah ultimatum yang dituju ke pihak PLN Wilayah Aceh
"Alhamdulillah hari ini kami telah melaksanakan audiensi dengan pihak PLN Wilayah Aceh dan Alhamdulillah telah disambut baik oleh General Manager serta kepala bidang Humas PLN Aceh," kata Sumardi Sekjend BEM Unsyiah kepada media ini. Jum'at (10/5/2019)
"Kunjungan yang dilaksanakan hari ini merupakan momentum untuk melihat serta berdiskusi terkait pemadaman listrik yang telah dilakukan pada hari kamis kemarin," tambahnya
Pada pertemuan tersebut, ada beberapa penjelasan yang disampaikan Jefri Rosiadi yang merupakan General Manager (GM) PT PLN Wilayah Aceh terkait pemadaman listrik, yaitu sebagai berikut.
Untuk proses perbaikan telah berjalan dan direncanakan hari minggu ini akan rampung.
Di mana kerusakan utama berada pada Gardu Induk Belawan khususnya pada bagian Current Transformator (CT). Sehingga, sistem Transmisi tidak bisa berjalan optimal dari Gardu Induk Belawan menuju PLTU Nagan Raya.
Sehingga saat ini hanya subsistem PLTU 1 Nagan Raya yg berfungsi dan subsistem PLTU 2 Nagan Raya masih dalam proses.
"Pak Jefri menjelaskan PLTU saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan listrik di Aceh karena tingkat keandalan yang masih rendah, di mana butuh waktu sekitar 24 jam untuk starting pembangkit agar bisa berjalan," Jelas Sumardi meniru penjelasan pihak PLN.
"Terkait dengan penambahan daya sebesar 200 MW juga sedang berjalan, penambhan ini berada di Gardu Induk Pangkalan Susu yang direncanakan selesai 9 Mei 2019 namun masih belum terselesaikan. Sehingga butuh waktu untuk menambah daya 200 MW agar dapat memenuhi beban puncak di Aceh," Ujarnya.
Oleh karena itu kami selaku Mahasiswa Unsyiah mewakili BEM Unsyiah membuat
Ini surat ultimatum yang dibuat oleh para mahasiswa unsyiah yang ditujukan kepada PLN Wilayah Aceh, yaitu
1. Segera menyelesaikan kerusakan yang terjadi pada Sistem Transmisi PLN Wilayah Aceh sampai minggu, 12 Mei 2019
2. Meminta PLN Wilayah Aceh untuk meredakan kegelisahan masyarakat terhadap pemadaman listrik di wilayah Aceh dengan klarifikasi melalui media
3. Meminta PLN Wilayah Aceh lebih serius terhadap permasalahan kelistrikan yang ada di wilayah Aceh terutama di bulan ramadhan.
4. Meminta PLN Wilayah Aceh untuk memberikan informasi setiap pemadaman bergilir agar masyarakat dapat mengantisipasi hal-hal yang diinginkan.
5. Jika jangka waktu yang ada dalam ultimatum ini tidak diindahkan maka mahasiswa dan masyarakat akan turun aksi pada senin, 13 Mei 2019 ini.(*)