Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com- Salah satu akun facebook bernama Buyung dalam cuitanya mengatakan dirinya menyesal telah memilih pa...
Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com-
Salah satu akun facebook bernama Buyung dalam cuitanya mengatakan dirinya menyesal telah memilih pasangan DulSaza (Dulmusrid Sazali) yang dimana telah memenangkan Kontestasi Pilkada pada tahun 2017 yang lalu. Sabtu (27/4/2019).
Dalam cuitanya yang sempat viral tersebut dirinya menulis dan sudah puluhan kali di share oleh pengguna facebook lain.
"menyesal ambo mamilih Bupati dan Wakil Bulati yang kini dalam Moto Perubahan, ruponyo indak mampu bekerja menjalankan moto Perubahan", tulisnya
Beragam tanggapan warganet pun bermunculan seperti akun. Erwin Kocu," Bang misinya saja Perubahan, sesuai sama programnya di rubah rubah, sebentar lagi Aceh Singkil berubah jadi Power Ranger"
Demikian juga dengan akun Ezy Anas, dalam komentarnya tidak ada artinya itu Pak, kita nikmati saja, ".Zainal Abidin," Ahh, entahlah jadi sirna harapanku,".
Beragan tanggapan dari para netizen terkait hal tersebut, namun ada juga netizen yang menyebutkan tidak menyesal, seperti Akun Adek Irawan," kamu saja yang menyesal kalau kami tidak," ucapnya dalam cuitanya.
Seperti diketahui pada Pilkada lalu, ada 4 pasangan calon yang ikut bertanding yakni dari nomor urut satu diisi oleh Petahana Yakni Syafriadi Sariman di nomor urut dua pasangan Yakarim Rosman, pasangan nomor urut tiga pasangan Dulmusrid Sazali dan yang terakhir pasangan Putra Arianto Hendri.
Pasangan nomor urut tiga dinyatakan oleh KIP Aceh Singkil sebagai pemenang dan dilantik pada bulan juli 2017 tersebut, saat ini mereka hampir dua tahun menjabat. Dari pantauan awak media liputaninvestigasi.com di lapangan, banyak masyarakat sudah mulai mengeluh akibat jargon perubahan yang di nanti nanti belum nampak oleh masyarakat, karena banyak persoalan persoalan yang belum bisa di pentaskan oleh Kepala daerah tersebut.
Salah satu mahasiswa Aceh Singkil di Banda Aceh Ridwansyah yang dimana dirinya juga penggiat seni daerah Aceh singkil juga angkat bicara, ia menilai kepemimpinan DulSaza Stadnan bahkan menyusut, menurutnya Dulmusrid itu bukan Bupati Aceh Singkil melainkan Bupati Tranmigrasi karena ia melihat arah pembagunannya kesitu. "Sebagai contoh seperti Kecamatan Kuta Baharu kurang lebih 10 tahun sudah berdiri namun tidak ada jalan yang menghubungkan antara Kuta baharu dengan Rimo, namun D4 singkohor yang konteksnya Desa, sudah dibangun jalan pada masa kepemimpinan dulmusrid,"tutur Ridwan.
Ridwan juga menyebutkan, sebelumnya ada kegiatan Pembangunan Mega Proyek di Kecamatan Singkil yaitu peningkatan jalan dengan pagu anggaran sebesar Rp21 miliyar, namun pekerjaan tersebut tidak di tangani serius oleh pimpinan daerah, "dimanakah fungsi Bupati untuk mengawasi kegiatan itu atau memang pihak Pemkab Aceh Singkil sengaja melonggarkan pengawasan tersebut dan apatis terhadap pembangunannya yang menghubungkan Dua Desa itu dan sampai sekarang masyarakat Aceh Singkil bertanya tanya bagaimana kejelasan pembangunan jalan tersebut," ungkapnya.
"Belum lagi dana relokasi bernilai Rp5 milyar lebih hangus tak dapat di manfaatkan untuk kepentingan masyarakat, serta acara Hut Kabupaten langsung berubah di selenggarakan condong semua peralatan ke jaman Modernisasi, berarti beliau belum mampu untuk memimpin Daerah, tegas Ridwan.
Penulis : Rusid Hidayat