FAKSI Minta Kapolres Aceh Timur Tekan Angka Kekerasan

liputaninvestigasi.com - Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, meminta agar Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Wi...

liputaninvestigasi.com - Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, meminta agar Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, beserta jajarannya, melakukan segala upaya pencegahan terhadap potensi terjadinya kekerasan di tengah masyarakat, mengingat kembali maraknya terjadi praktek - praktek kekerasan di tengah masyarakat Aceh Timur akhir - akhir ini. 

"Kita minta pak Kapolres beserta jajarannya bekerja lebih keras lagi, dan bertindak tegas pada  setiap aksi kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat, sebab kami perhatikan akhir - akhir ini, aksi - aksi kekerasan kembali semakin sering terjadi dimana -mana, baik berupa perkelahian, penganiayaan dan pengeroyokan serta jenis lainnya, berupa kekerasan fisik dan psikologis, ini kan suatu kemunduran, padahal beberapa tahun terakhir, Aceh Timur sudah mulai kondusif," kata Ronny, Selasa, 9 Maret 2021.

Menurut Ronny, maraknya insiden kekerasan di Aceh Timur, diduga berat akibat lemahnya sanksi  atas penegakan hukum yang diberlakukan bagi setiap pelaku kekerasan beberapa waktu terakhir .

"Sekarang ini apakah itu perkelahian, orang dianiaya hingga babak belur, diinjak - injak, dikeroyok dan sebagainya, sampai ke pengadilan terkadang cuma dikenakan pasal tindak pidana ringan( Tipiring) orangnya enggak dipenjara, apa - apa Tipiring, ini kan  lama -lama bisa merubah paradigma masyarakat, bisa bikin orang berani melakukan aksi kekerasan, itu bisa fatal akibatnya, terkesan seperti tak ada hukum saja," ujar putera Idi Rayeuk berdarah Aceh -Minang tersebut. 

"Dan kini, apa - apa orang udah mulai berani main fisik lagi, main pukul, main keroyok dan sebagainya, itu terjadi di beberapa tempat di Aceh Timur beberapa waktu belakangan ini, kami menduga ini karena sanksi dan penanganannya yang lemah, orang udah bonyok - bonyok dulu, kemudian harus didamaikan di desa, baru berhari - hari kemudian  bisa lapor polisi,  nanti pun ke pengadilan cuma dijatuhi sanksi pidana ringan, pelakunya tidak dipenjara, jadi secara tidak langsung ini penyebab kembali maraknya kekerasan, karena pelaku mikir enggak bakal dipenjara, jadi orang lain pun jadi ikutan berani main fisik, jadi apa tunggu orang bunuh - bunuhan dulu baru dianggap kasus berat," tukas aktivis yang dikenal fokus dengan isu kemiskinan, pengangguran, demokrasi dan Hak Asasi Manusia tersebut.

Dia juga mengungkapkan, tidak jarang pada suatu kasus, korban malah kelelahan dalam mencari keadilan atas penganiayaan yang dialaminya.

"Memang di tempat kita ini ada kekhususan soal 18 perkara masyarakat yang mesti diselesaikan di tingkat desa lebih dulu, tapi terkadang itu juga bertele - tele dan banyak yang tidak dapat diselesaikan, kemudian korban masih harus terseok - seok, bahkan dibuat lelah saat mencari keadilan atas apa yang dialaminya, belum lagi itu kalau pelakunya berkaitan dengan orang kaya atau keluarga pejabat berkuasa," sebut eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII)Provinsi Aceh tersebut.

Dia berharap, pihak penegak hukum memberi efek jera kepada setiap pelaku kekerasan, agar insiden kekerasan dapat ditekan dan tidak terjadi lagi di kemudian hari, selain itu, Ronny juga berharap dilaksanakannya berbagai sosialisasi dengan sedemikian rupa, agar masyarakat menjauhi segala bentuk aksi kekerasan dan main hakim sendiri.

"Kita menuntut penegak hukum memberi efek jera, jadi yang lain enggak berani macam -macam, dan sedikit -sedikit main fisik, ini bukannya kita ingin lebih banyak orang dipenjara, tapi untuk mencegah, sebab kekerasan itu kan cara primitif yang harus ditinggalkan, karena ia juga menjatuhkan martabat serta merampas Hak Asasi Manusia, mungkin pencegahannya bisa dilakukan misalkan dengan pendekatan sosialisasi, misalkan sosialisasi HAM atau berbagai pendekatan anti kekerasan lainnya, jadi masyarakat tidak main fisik lagi dalam menyelesaikan masalahnya" tandas Ronny.

Dia menegaskan bahwa secara tidak langsung, kesan kelalaian atau pembiaran oleh negara atas semakin maraknya aksi kekerasan di Aceh Timur, nantinya dapat dikategorikan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia.

"Jika hukum tidak tegas, apabila negara gagal memberi rasa aman bagi masyarakat untuk menjalani hidupnya, serta menganggap enteng kasus - kasus kekerasan, maka nantinya hal itu bisa berpotensi menjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia, karena negara gagal memberi rasa aman bagi setiap warganya, " ujar Ronny.

Ronny mengungkapkan, ia dan rekan - rekannya di berbagai jaringan demokrasi dan Hak Asasi Manusia, akan mendata setiap jumlah angka kekerasan yang terjadi di Aceh Timur,  dan melakukan berbagai aksi serta kampanye anti kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Aceh Timur.

"Bukan kampanye pakai masker anti covid 19 saja yang perlu digalakkan, dan bukan data naik -turunnya corona saja yang perlu diekspos di media,  tapi data kekerasan dan penyelesaiannya juga perlu,  juga kampanye anti kekerasan dan pelanggaran HAM itu juga sangat dibutuhkan, karena bisa mati juga orang kalau dianiaya atau dikeroyok, contohnya banyak, apalagi jika korbannya anak - anak dan perempuan, di situ negara harus bisa mencegah dan memberikan keadilan serta kesempatan hidup yang nyaman," ucap Ronny.

Dia berharap, pihak terkait menggencarkan pendekatan serta sosialisasi yang melibatkan masyarakat pada isu - isu anti kekerasan, sebagai upaya pencegahan.

"Jadi sebelum keadaan semakin buruk, sebaiknya digencarkan sosialisasi dan berbagai pendekatan, jangan ditunggu kejadian dulu, baru orang didamaikan, itu jelas tidak efektif, dan kami siap membantu pihak kepolisian serta pihak terkait lainnya, jika dibutuhkan dalam hal sosialisasi dan pendekatan persuasif lainnya untuk pencegahan aksi kekerasan, karena itu memang fokus kami," pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.

KOMENTAR

ADS

Name

BISNIS cinta terlarang DAERAH EKONOMI HUKUM KRIMINAL NASIONAL OLAHRAGA OPINI PENDIDIKAN POLITIK RAGAM
false
ltr
item
Liputan Investigasi: FAKSI Minta Kapolres Aceh Timur Tekan Angka Kekerasan
FAKSI Minta Kapolres Aceh Timur Tekan Angka Kekerasan
https://1.bp.blogspot.com/-6oDfEZdKIxs/YEhBvxduzvI/AAAAAAAAS2U/NnwQJAh1jFoyQJ2oxOnwYOk9LzSa5eJDACLcBGAsYHQ/s320/IMG-20210310-WA0008.jpg
https://1.bp.blogspot.com/-6oDfEZdKIxs/YEhBvxduzvI/AAAAAAAAS2U/NnwQJAh1jFoyQJ2oxOnwYOk9LzSa5eJDACLcBGAsYHQ/s72-c/IMG-20210310-WA0008.jpg
Liputan Investigasi
https://www.liputaninvestigasi.com/2021/03/faksi-minta-kapolres-aceh-timur-tekan.html
https://www.liputaninvestigasi.com/
https://www.liputaninvestigasi.com/
https://www.liputaninvestigasi.com/2021/03/faksi-minta-kapolres-aceh-timur-tekan.html
true
2259537535745442111
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All DISARANKAN UNTUK DI BACA LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy