Takengon/liputaninvestigasi.com - Salah satu putra Gayo, angkat bicara soal pelaksanaan rangkaian kegiatan Festival Danau Lut Tawar, yan...
Takengon/liputaninvestigasi.com - Salah satu putra Gayo, angkat bicara soal pelaksanaan rangkaian kegiatan Festival Danau Lut Tawar, yang di gelar di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.
Hal tersebut saat dilaksanakannya dua rangkaian kegiatan ialah Parade Perahu Hias, dan Lomba Perahu Tradisional banyak menuai keritikan yang berasal dari masyarakat Gayo.
Salah satunya aktivis yang peduli untuk tanoh Gayo, yang kerap di sapa Azman dalam siaran persnya mengatakan, merasa pagelaran acara yang terpusat di Kampung Mendale asal asalan di laksanakan. Selasa 10 Desember 2019.
Pasalnya, Pihak panitia kurang persiapan dan banyak fasilitas kegiatan Parade Perahu Hias dan lomba Perahu Tradisional tersebut tidak terpenuhi.
Terang Azman, sesuai konsep yang seharusnya ada di Parade Lomba Perahu Hias, Dekorasi Perahu Hias yang akan berlomba sebanyak 20 unit Perahu, tapi hanya 8 Perahu Hias saja yang di tampilkan. Mirisnya, konsep yang telah di sepakati oleh Dinas Pariwisata Aceh hanya di buat sebagai formalitas saja.
Sewa Sound system 3000 watt ind akustik tidak ada, sewa genset 5000 A tidak ada juga, MC yang seharusnya ada malah tidak ada, Band Akustik juga sama tidak ada. Selanjutnya Tenda 4 x 6 Meter. Sewa Panggung 4 x 6 Meter. Sewa kursi plastik 100 Buah. Ini semua sudah terbukti tidak ada terlihat di acara Parade Perahu Hias tersebut.
Acara yang bersamaan tempatnya di Kampung Mendale, Lomba Perahu Hias dan lomba perahu tradisional Gayo. Dilaksanakan dengan konsep yang sama membuat acara tersebut terlihat sukses.
Azman, menyampaikan di perlombaan Perahu Tradisional Gayo yang sama dengan konsep Parade Perahu Hias.
Ini konsep pelaksanaan lomba Perahu Tradisional. Sound System 3000 watt ind akustik, pengadaan tenda 4 x 6 Meter. Sewa panggung 4 x 6 Meter. Backdrop. Sewa kursi plastik 200 unit. Sewa genset 5000 A. MC. Band Akustik.
Ini membuktikan bahwa acara lomba perahu itu tidak sesuai konsep dan Azman akan melaporkan terkait kegiatan ini kepihak yang berwajib.
Azman menilai, acara tersebut dibuat asal jadi dan hanya membuang buang uang saja, anggaran hampir Rp2 milyar, tapi acara seperti itu sangat di sayangkan.
"Kami melihat Dinas Provinsi masih diskriminasi untuk mempromosikan dataran tinggi Tanoh Gayo sebagai daerah wisata. "Kami merasa iri bagaiamana pemerintah Aceh mempromosikan Sabang dan daerah lainya, tapi ketika kegiatan di Gayo di buat begini," terang Azman.
"Kita bisa lihat dengan jelas acara apa sebenarnya kalau hanya konser konser begitu perusahan rokok juga sering membuatnya. Sangat di sayangkan uang begitu besar habis begitu saja. Bahkan lebih parahnya lagi materi iklannya di curi dari orang lain, ini kan parah,"tegas Azman.
Hal senada juga di sampaikan oleh Aktivis Erik yang juga menyoroti pelaksanaan pagelaran Festival Danau Lut Tawar, yang malam ini penutupan, meski di guyur hujan lebat, antusias masayarakat sungguh luar biasa dalam menyaksikan konser tersebut.
Selain itu juga ia sangat menyesali acara Festival Danau Lut Tawar, yang menguras anggaran Otsus sebesar Rp1,8 Milyar yang hanya dengan 3 hari selesai.
Festival Danau Lut Tawar tentu banyak menjadi pertanyaan bagi masyarakat gayo, karna acaranya hanya kemegahan kedatangan artis nasional seperti artis Cakra Khan, dan artis Nasional Verza, yang membuat malam di lapangan musara alun yang di banjiri dengan goyangan bersama dan bernyanyi bersama artis tersebut.
Ia juga menduga bahwa acara itu bukan Festival Danau Lut Tawar, melainkan itu adalah konser artis nasional. Yang saat ini menghibur masyarakat gayo, Aceh Tengah.
Hingga berita ini di terbitkan pihak media masih belum bisa mengkonfirmasi kadis pariwisata Aceh dan kadis pariwisata Aceh Tengah. (Suriya/Tim).