LHOKSEUMAWE/liputaninvestigasi.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh (BEM Unimal) Aceh Utara, mengecam pengadaan empat...
LHOKSEUMAWE/liputaninvestigasi.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh (BEM Unimal) Aceh Utara, mengecam pengadaan empat mobil mewah untuk pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melalui tender cepat senilai Rp7,3 miliar.
Wakil Ketua BEM Unimal, Sabar, menilai pimpinan DPRA yang baru dilantik tidak memiliki sense of crisis yang menunjukkan sebagai wakil rakyat yang bijak dan peduli kepada rakyat. Bukan malah menunjukkan kemewahan, tapi pimpinan harus menunjukkan kesederhanaan.
Lebih lanjut dikatakan Sabar, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh berada di peringkat pertama penduduk miskin di Sumatera sebesar 15,68 persen. Seharusnya, pimpinan DPRA dengan kondisi seperti ini, mereka harus melakukan program-program yang pro rakyat untuk menurunkan angka kemiskinan.
"Kami sangat kecewa terhadap pimpinan DPRA, baru saja dilantik sudah semena-mena untuk membeli mobil mewah dengan menggunakan APBA. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan tidak berpihak kepada rakyat," kata wakil ketua BEM Unimal, Jum'at 1 November 2019.
Menurutnya, seharusnya ke empat pimpinan DPRA Itu masih bisa menggunakan mobil dinas pimpinan sebelumnya yang masih layak digunakan, ini adalah sebuah perilaku yang sangat memalukan.
"Hal itu kita menilai pimpinan DPRA hanya ingin memanfaatkan uang rakyat demi kemewahan. Harga mobil mewah tersebut bahkan lebih mahal daripada pesawat Shark milik Bapak Irwandi Yusuf Gubernur non aktif Acèh yang harga pesawatnya Rp1,8 milyar," ungkapnya.
Ia meminta agar tender pembelian mobil tersebut agar dibatalkan karena dengan harga yang sangat tidak sesuai, harga mobil pimpinan DPRA sangat tidak merakyat, sebagai perbandingan, periode lalu wakil ketua DPRA menggunakan mobil Toyota Harrier dan kali ini pasti lebih mewah lagi dengan anggaran sebanyak itu, kursi DPRA dijadikan ajang pengadaan mobil baru.
"Kita menolak pengadaan mobil baru dengan menggunakan APBA sebanyak itu dan kami mengecam. Jika memang tender pengadaan mobil tersebut masih tatap dilaksanakan, ke depan akan banyak elemen sipil termasuk mahasiswa yang akan mengawal dan mengecam hal ini jangan sampai masyarakat Acèh dan mahasiswa tidak ada lagi kepercayaannya terhadap pimpinan DPRA. Jadi, pimpinan DPRA jangan suka bermain-main dengan anggaran negara yang mestinya di gunakan untuk kebutuhan rakyat nya," tegasnya
"Kami menyarankan agar DPRA tetap fokus dengan permasalahan saat ini yang terjadi di Aceh, salah satunya perumusan qanun Acèh yang belum kunjung usai hingga saat ini, melanjutkan dana otsus dan penggunaan dana otsus tepat sasaran, mungkin itu lebih penting dari pada mobil mewah yang hanya meneteskan air mata rakyat," tutupnya