Bireuen/liputaninvestigasi.com - Puluhan Santri yang tergabung dari beberapa dayah dan ormas Front Santri Indonesia (FSI) Bireuen. Mengge...
Bireuen/liputaninvestigasi.com - Puluhan Santri yang tergabung dari beberapa dayah dan ormas Front Santri Indonesia (FSI) Bireuen. Menggelar aksi damai di Alun-alun Kota Bireuen, Jum'at (4/10). Aksi itu sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap Film The Santri yang akan ditayangkan pada Hari Peringati Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.
Ketua DPW Front Santri Indonesia Kabupaten Bireuen Tgk Fachrul Hadi, meminta Pemerintah Aceh dan Pemerintah Bireuen, Dinas Pendidikan Dayah, Dinas Syariat Islam dan MPU, untuk segera bertindak tegas, menghentikan pemutaran Film the Santri tersebut.
Tgk Fachrul menyebutkan, alasan pihaknya menolak Film The Santri itu karena tidak sesuai dengan ajaran dan aqidah islam. "Kami Santri Bireuen mengutuk keras produser pembuatan Film The Santri, kerena produser tersebut beragama kristen. Sehingga, pembuat film itu dapat dikatakan sudah melecehkan agama islam," ungkapnya dalam orasi tersebut.
Hal senada diungkapkan Tgk Fauzi selaku Alumni Dayah Nurul Ikhlas Gampong Lampoh Rayek Kecamatan Jangka terhadap penolakan Film tersebut untuk ditayangkan kepada masyarakat luas. Karena menurutnya, Film The Santri itu tidak mencerminkan jati diri seseorang santri di pesantren/Dayah.
"Dalam Film The Santri yang memperlihatkan seorang santriwan dan Santriwati berduan di sebuah hutan seperti berpacaran, tradisi santri di dayah biasanya tidak bisa bertemu antara santri laki-laki dan satri perempuan, Film The Santri ini bisa merusak akidah, karena tidak sesuai dengan yang sebenarnya," tegasnya.
Demikian juga diungkapkan Tgk Munawar, selaku Pimpinan Dayah Nurul Yaqin Gampong Blang Keutumba Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Ia meminta kepada pemerintah dan kepada semua pihak lainnya untuk menghentikan Film The Santri ditayangkan. Karena menurut Tgk Munawar, kisah film itu sebagai pelecehan terhadap agama islam dan para santri di seluruh Indonesia.
Sementara Ketua Koordinator Aksi Damai, Iskandar, sering disapa Tuih. Meminta kepada pihak yang bersangkutan pada pembuatan Film The Santri untuk segera bertaubat, dan pihaknya meminta kepada umat islam untuk memboikot dan tidak menonton.
"Kami Santri Bireuen meminta kepada pemerintah, MUI dan MPU Aceh serta pihak yang bersangkutan lainnya untuk segera memanggil produser Livi Zheng dan Said Aqil Siraj untuk diproses hukum, karena sudah melecehkan nama baik santri dan pasantren/Dayah, yang ada di seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Bireuen.
Tuih menjelaskan, dalam film itu tidak wajar untuk dipertontonkan karena jika dilihat dari trailer Film The Santri tersebut ada santri yang masuk kedalam Gereja dengan membawa sebuah tumpeng untuk diserahkan kepada pendeta. Sedangkan dalam agama islam, itu sangat diharamkan bagi umat islam masuk ke tempat ibadah umat kristen.
Salain itu, kata tuih, Film The Santri sangat bertentangan dengan kisah santri yang sebenarnya di dayah atau di pesantren, dalam film itu santriwan dan santriwati berjalan berbarengan dan bisa saling pandang memandang tanpa ada pembatas, di dayah manapun tidak ada seperti itu.
"Kita meminta tuntutan ini ditindaklanjut oleh pemerintah Aceh dan pemerintah Bireuen serta pihak DPR, MUI pusat dan MPU Aceh dan pihak lainnya untuk bertindak tegas menghentikan Film The Santri untuk ditayangkan. Jika tidak, maka akan kita gelar aksi jilid II dengan massa yang lebih besar," demikian ungkap Tuih.