Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com- Nasip para veteran pejuang kemerdekaan Indonesia yang saat ini mulai terlupakan oleh waktu, mereka ...
Aceh Singkil/liputaninvestigasi.com-
Nasip para veteran pejuang kemerdekaan Indonesia yang saat ini mulai terlupakan oleh waktu, mereka yang dulunya maju tak gentar mengusir penjajah dengan mempertaruhkan harta bahkan nyawanya untuk keutuhan Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini, Rabu (04/09/2019).
Sebut saja Suradi alias Pujok berumur satu abad merupakan laskar pejuang kemerdekaan wilayah Sumutera. Yang pernah mendapat penghargaan dari Wiranto, Sutomo, Bj Habibie dan piagam Bambu runcing.
Kini ia tinggal bersama anak anaknya di Desa Suka Makmur Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil, dan katanya sudah beberapa tahun ini tidak pernah di undang pada momen hari hari kemerdekaan.
Tubuhnya yang sudah keriput terbungkus kulit, serta sering sakit sakitan akibat penyakit yang dideritanya, hanya bisa beraktivitas di tempat tidurnya saja.
Semasa muda Mbah Pujok bergabung dengan Pasukan Naga Terbang menumpas Kolonial Belanda untuk wilayah Sumatera pada masa agresi, ia ikut bertempur saat menginjak umur 15 tahun.
Mbah Pujok terakhir berpangkat Serma pada saat masih aktif di militer.
Sumantri (anak Pujok) menjelaskan bahwa ayahnya saat ini sering sakit sakitan dan susah untuk beraktivitas diluar rumah, dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidurnya.
"Ayah tidak lagi perkasa seperti dulu lagi pada saat menumpas penjajah, kini karena sudah tua, ayah sering sakit sakitan, saat ini ia masih terbaring sakit di tempat tidurnya, dan butuh perhatian," ucap Sumantri.
"Dia sosok yang tangguh bagi kami, dia tidak pernah mengeluh walaupun sakit.
Harapan kami Pemerintah dapat memperhatikan nasip para veteran pejuang kemerdekaan," ucap Sumantri dengan nada sedih.
Saat awak media menanyakan apakah para Veteran seperti mbah Pujok selalu di undang pada saat peringatan hari hari besar, ia menyebutkan beberapa tahun terakhir tidak pernah lagi di undang, dan bahkan pada hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74 kemarin Ayahnya juga tak mendapat undangan.
"Saya masih ingat kala itu terakhir Bapak di undang pada masa Pemerintahan Pak oyon," terang Sumantri.
Penulis: Rusid Hidayat Berutu