LHOKSEUMAWE/liputaninvestigasi.com - Ketua BEM Unimal mengecam keras tindakan dari pemerintah untuk keikutsertaan tim sepakbola wanita A...
LHOKSEUMAWE/liputaninvestigasi.com - Ketua BEM Unimal mengecam keras tindakan dari pemerintah untuk keikutsertaan tim sepakbola wanita Aceh.
Terlihat jelas keikutsertaan sepak bola wanita Aceh menuai kontroversi dan kecaman terutama ketua dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sangat tidak sepakat dikarnakan ini sangat bertentangan dengan syariat islam.
Sangat miris melihat problematika dan cara analisis dampak dari pemerintah ketika ada keikut sertaan wanita Aceh dalam kegiatan tersebut, yang seharusnya pemerintahan Aceh ini lebih jeli untuk menjaga marwah bangsa Aceh apalagi ini berkaitan dengan kaum hawa yang seharusnya dijaga agar menjadi generasi yang bisa menjaga marwah Aceh kedepannya. "Bukan malah mengarahkan generasi wanita Aceh untuk memainkan permainan yang tidak diajarkan Rasulullah," ujar ketua BEM Unimal tersebut. Senin 8 Juli 2019.
Royhan juga menyebutkan, bukan hanya persoalan olahraga maupun pertandingan untuk kaum wanita, akan tetapi tidak sebatas itu saja melainkan disisi lain pemerintah juga harus mempertimbangkan mudharatnya apabila ada pertandingan yang nantinya kaum adam berdosa saat menonton dan kaum hawa berdosa karena mempertontonkannya karena jelas disini timbul lebih banyak mudharatnya ketimbang faedahnya.
Disamping itu, pada umumnya masyarakat Aceh yang lebih dikenal dengan ideologi keislamannya kenapa tidak untuk membuat perlombaan yang bernuansa islami sebagaimana yang diajarkan Rasulullah seperti memanah, justru ini jauh lebih baik dan relevan dengan wilayah seuramoe mekah.
Ketua BEM Unimal mendesak agar pemerintah Aceh dan BLiSPI untuk membatalkan pengiriman delegasi karena ini jelas merupakan bentuk kegiatan yang bertentangan dengan syariat islam dan kearifan lokal masyarakat Aceh.
Royhan juga meminta pemerintah Aceh wajib menyikapi permasalahan ini dengan serius, ini menyangkut dengan menjaga generasi muda Aceh dan yang terpenting marwah bangsa Aceh.
"Nyo tanoh syuhada dan bumoe seuramoe mekah, jangan sesekali menggiring penerus masa depan Aceh agar terjerumus dalam hal yang melanggar dalam norma ke Acehan kami," tegasnya