TAKENGON - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah sebelumnya sudah pernah melakukan aksi di depan gedung DPRK s...
TAKENGON - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah sebelumnya sudah pernah melakukan aksi di depan gedung DPRK setempat dalam memperingati hari tani Nasional pada 28 Oktober 2018 kemaren.
Aksi tersebut menyuarakan aspirasi masyarakat di depan gedung DPRK yang dijumpai beberapa dewan dari komisi A salah satunya Hamjahtun, yang juga didampingi sekretaris dewan. Meminta untuk menolak hadirnya PT. Emas Mineral Murni (EMM). Di Kabupaten Nagan Raya. Kecamatan Betong. Aceh.
Tuntutan mahasiswa tersebut apabila hadir PT.EMM ini akan berdampak kerusakan hutan yang berbatasan dengan Aceh Tengah tentu akan berdampak terjadinya konflik antara Manusia dan Hewan ketika hutan itu sudah di hanguskan seluas Sepuluh Ribu Hektar dan bisa terjadi kejadian yang fatal antara Manusia dengan Hewan. Kata Badri salah satu Aktivis tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan anggota dewan DPR Aceh yang menolak kehadiran PT.EMM. Pada rapat paripurna khusus kemaren yang dipimpin langsung wakil ketua DPRA Sulaiman Abda serta turut hadir 44 dari 81 anggota DPRA dari beberapa komisi dengan kesepakatan bahwa PT. EMM tidak dapat diterima, dengan tegas mereka menolak kehadiran perusahaan tersebut di Aceh Tengah dan Nagan Raya.
Keputusan anggota dewan DPRA sangat diapresiasikan oleh salah satu mahasiswa Aceh Tengah Badri Win Bungsu karena menolak perusahaan tersebut sesuai dengan keinginan rakyat Aceh.
"Kita sangat mengapresiasi kebijakan anggota dewan DPRA Provinsi Aceh yang telah mengupayakan penolakan PT.EMM itu yang akan berdampak buruk pada ekosistem Lingkungan baik antara Manusia dan Hewan, hutan adalah salah satu sumber air di daerah pegunungan dan penghasil Kopi Arabika yang terbaik di Dunia. Tutur Badri Win Bungsu (BR).