TAKENGON - Dugaan pungli yang terjadi pada senin malam yang dilakukan oleh oknum perawat Rumah sakit Umum Datu Beru Takengon di ruangan ...
TAKENGON - Dugaan pungli yang terjadi pada senin malam yang dilakukan oleh oknum perawat Rumah sakit Umum Datu Beru Takengon di ruangan melur membuat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah "Mulyadi" mengecam Pelaku pemuggutan uang di ruangan tersebut. Kamis (25/10/2018).
Mulyadi menyayangkan hal ini terjadi kepada korban yang meninggal di rumah sakit itu kenapa harus ada jaminan Hp yang bermerek Xiomi yang menjadi jaminannya padahal masih ada Alternatip lainnya seperti KTP, atau lain sebagainya yang masih bisa di minta oleh oknum rumah sakit kepada pihak korban.
Di samping itu Mulyadi menduga bahwa kegiatan seperti ini sudah sering terjadi kepada masyarakat yang di bebankan untuk membayar biaya admistrasi kematian secara tiba-tiba tanpa ada bukti yang valid "Kuwitansi" atas tanda terima kepada pihak korban yang di lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di rumah sakit itu.
Untuk selanjutnya ketua gerakan mahasiswa nasional indonesia itu meminta kepada pihak rumah sakit agar melakukan penanganan lebih propesioanal lagi keseluruh lapisan masyarakat yang di tangani oleh pihak rumah sakit tersebut.
Dirinya juga menambahkan jika ada oknum perawat rumah sakit datu beru Takengon melakukan pungli kepada masyrakat aatau pasien, Hardi Yanis sebagai pimpinan Direktur RSUD agar segera mengambil tindakan tegas supaya tidak terjadi hal yang sedemikian.
Ketua DPC GMNI menyesalkan hal ini terjadi pada masyarakat yang sedang berduka cita dan beliau menyarankan kepada pemerintah setempat agar ikut serta dalam menangani atas dugaan pungli yang terjadi di "Rumah sakit datu beru.
Mulyadi juga berharap pemerintah harus bersedia mensosialisasikan kepada seluruh perawat rumah sakit untuk mengadakan pelatihan tata cara menyapa pasien dengan baik dan benar, serta lebih bermoral. Tutupnya (BR).