BIREUEN - Sebanyak 12 dari jumlah 17 Ketua DPAC Partai Demokrat Bireuen, mengundurkan diri secara berjamaah, setelah pemecatan Edi Saput...
BIREUEN - Sebanyak 12 dari jumlah 17 Ketua DPAC Partai Demokrat Bireuen, mengundurkan diri secara berjamaah, setelah pemecatan Edi Saputra atau dikenal Edi Obama dari ketua DPC Partai Demokrat Bireuen.
Mereka mengundurkan diri karena disebabkan Edi Obama sudah tidak menjabat sebagai Ketua Demokrat Bireuen. Ketua BPOKK Bireuen, sejumlah kader, dan simpatisan juga ikut mengundurkan diri.
Ketua DPAC yang mengundurkan diri yaitu Kecamatan Peusangan Induk, Peusangan Selatan, Jangka, Kutablang, Gandapura, Kota Juang, Kuala, Juli, Jeumpa, Plimbang, Jeunieb, dan Pandrah.
Sementara Ketua DPAC yang bertahan adalah, Peusangan Siblah Krueng, Makmur, Peudada, Simpang Mamplam, dan Samalanga. Sebab, mereka memilih bertahan sebagai Ketua DPAC, karena ikut mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg).
Sesuai dengan rilis yang diterima media ini, Ketua Kecamatan Peusangan Selatan, Muhklis mengatakan. Andai pun ada kesalahan yang dilakukan mantan Ketua DPC Demokrat Bireuen Edi Saputra. Tidak seharusnya Pengurus Pusat Partai Demokrat main pecat- memecat, apalagi ini partai politik besar.
Alasan Muhklis, karena Edi Saputra telah berjuang untuk membesarkan Partai Demokrat Bireuen. Mulai saat Musancab, Muscab hingga menyambut kedatangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Kabupaten Bireuen beberapa waktu. Bahkan sampai pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang berpasangan dengan Ketua PD Aceh, Nova Iriansyah pada Pilkada 2017.
“Ini menjadi contoh yang tidak baik dalam sistem demokrasi kita. “Selaku Ketua DPAC, saya ikut prihatin dan menyesalkan keputusan yang diambil Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, dengan memberhentikan Pak Edi Saputra sebagai Ketua DPC Demokrat Bireuen, meskipun yang bersangkutan sudah menerima dengan ihklas,” ujar Muhklis.
Masih kata Muhklis. “Padahal kami lagi berjuang untuk merebut kursi DPRK, DPRA, maupun DPR RI sebanyak-banyaknya. Tapi kalau begini caranya, kepercayaan masyarakat pasti akan berkurang terhadap Partai Demokrat di Bireuen. Dan. bisa berimbas bukan saja di kecamatan, daerah, bahkan menjadi isu nasional, apalagi kader yang tadinya solid menjadi kocar-kacir,” kata Muhklis.
Pendapat serupa juga disampaikan Ketua Kecamatan Jeunieb, Azhari. Menurutnya, kalau pun Edi Saputra ada melakukan kesalahan, seharusnya diberikan surat teguran atau peringatan. Baik secara lisan, maupun tulisan, baru kemudian bisa diambil sebuah keputusan yang terbaik.
“Menurut saya, cara seperti ini menjadi contoh tidak baik dalam berpolitik. Terlepas Pak Edi Saputra bersalah atau tidak, budaya pecat-memecat itu sangat merugikan partai itu sendiri, apalagi menjelang Pileg dan Pilres 2019, pasti akan berimbas bagi calon yang akan maju, maupun yang kita dukung,” ucap Azhari.
Sementara, Ketua DPAC Kecamatan Kuala, Erliwan menyatakan sangat tidak setuju dengan cara pemecatan terhadap mantan Ketua Demokrat Bireuen, Edi Saputra. Menurutnya, kalau ada kesalahan kader, seharusnya bisa diselesaikan melalui Mahkamah Partai.
“Saya sangat menyayangkan keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Sepengetahuan saya, dalam partai ada Mahkamah Partai, yang tugasnya menyelesaikan masalah atau sangketa yang terjadi dalam internal partai. Tapi sepertinya ini juga sudah melanggar AD/ART partai itu sendiri,” nilai Erliwan.
Sejumlah Ketua DPAC lainnya juga melampiaskan kekesalan dan kekecewaan mereka atas kejadian ini, dan lebih memilih untuk mengundurkan diri sebagai kader dan Ketua DPAC. Ini membuktikan, posisi Edi Saputra masih mempunyai pengikut setia dan loyal. Bukan tak mungkin, paska kejadian ini, membuat kader dan simpatisan akan meninggalkan Partai Demokrat dan memilih bergabung dengan partai lain.
Maklum saja, semenjak kejadian tersebut, banyak pihak yang sudah menghubungi Edi Obama untuk mengajak karja sama. Namun, semua tawaran masih terbuka peluang dan bisa menjadi pertimbangan bersama pengikut dan simpatisan setianya.
Kepada media ini. Selasa (16/10/2018) Edi mengaku bahwa benar Ketua DPAC, kader, dan simpatisan Partai Demokrat di Bireuen yang ikut mengundurkan diri, pasca dirinya dipecat sebagai Ketua Demokrat Bireuen, meski ada pula yang bertahan karena mereka ikut mencalonkan diri sebagai anggota dewan.
“Saya memberikan kebebasan kepada para ketua kecamatan, kader, dan simpatisan, kalau mereka mengundurkan diri silahkan, namun jika tidak pun tidak apa-apa. Kata Edi Obama
"Semua saya kembalikan kepada mereka, karena sekarang saya bukan lagi kader dan Ketua DPC Demokrat Bireuen, meski kebanyakan dari mereka mengikuti jejak saya. Semoga apapun keputusan yang diambil itulah yang terbaik,” Tutup Edi Obama.